Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Tolak Penerimaan CPNS 2018, Sejumlah Tenaga Honorer Pingsan

Kompas.com - 20/09/2018, 18:02 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi

PASANGKAYU,KOMPAS.com – Ratusan tenaga honorer yang sudah mengabdi selama puluhan tahun di berbagai instansi pemerintah di Pasangkayu, Sulawesi Barat menggelar aksi unjuk rasa menolak penerimaan CPNS 2018 di kantor DPRD Pasangkayu, Kamis siang (20/9/2018).

Mereka menilai, penerimaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tidak mengakomodir para honorer yang sudah menunjukkan pengabdian dan tanggung jawab selama puluhan tahun tersebut tidak berkeadilan.

Di tengah teriknya matahari, sejumlah pendemo yang membawa serta anak-anak mereka ke DPRD jatuh pingsan hingga digotong keluar dari kerumunan massa.

Orasi koordinator lapangan beberapa kali dihentikan lantaran mereka harus mengevakuasi rekan mereka terlebih dahulu keluar dari kerumunan.

Dalam aksi tersebut, massa juga menuntut pemerintah segera merevisi UU ASN dan menolak peraturan Menpan RB nomor 36 tahun 2018.

Tak hanya itu, massa aksi ini juga meminta agar honorer K2 dan non K2, Kontrak, Pegawai Tidak Tetap dan Pegawai tetap non PNS diangkat menjadi PNS secara berkeadilan melalui formasi khusus. Pertimbangannya, pengabdian selama puluhan tahun kepada negara.

“Dimana penghargaan negara terhadap pengabdian kami selama puluhan tahun,” kata korlap demo saat menggear orasi di depan massa.

Baca juga: Ratusan Guru Honorer Mogok Mengajar Ikut Aksi Minta Jadi PNS

Ketua Umum Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI)  Lukman Said yang menemui para tenaga honorer menyatakan, tenaga honorer jangan pernah bermimpi menjadi pegawai negeri sipil jika UU ASN tidak segera direvisi.

Selain itu, Lukman juga menyatakan dirinya tengah berjuang di tingkat nasional agar UU ASN direvisi oleh pemerintah serta mengangkat tenaga honorer menjadi PNS.

“Kendalanya ada pada UU ASN, jik tidak segera direvisi para honorer jangan mimpi jadi ASN,” jelas Lukman Said. 

Usai ditemui oleh Ketua DPRD Kabupaten Pasangkayu, massa kemudian membubarkan diri dengan tertib. Namun, mereka mengancam akan kembali melakukan aksi yang lebih besar lagi apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi. 

Kompas TV Seorang guru honorer di Probolinggo, Jawa Timur, ditangkap polisi karena menyebarkan ujaran kebencian terhadap Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com