Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Gempa Lombok, 564 Orang Meninggal Dunia hingga Masjid Roboh Akan Dibongkar

Kompas.com - 14/09/2018, 19:03 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah terus melakukan verifikasi rumah milik korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selain itu, sejumlah ahli mulai membuat prototipe shelter dan hunian sementara dari bambu dan dinding bambu plester.

Para pengungsi dibagikan kelambu berinsektisida untuk mencegah malaria yang mulai menjangkiti beberapa pengungsi.

Berikut sejumlah fakta terkait bencana gempa di Lombok:

 

1. Prototipe shelter untuk pengungsi dari ahli ITB

Sejumlah warga di pengungsian korban gempa Lombok.Kompas.com/Fitri Sejumlah warga di pengungsian korban gempa Lombok.

Tim Satgas Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat beberapa prototipe shelter dan hunian sementara dari bambu dan dinding bambu plester.

Prototipe dome ini akan menjadi shelter atau hunian sementara bagi para korban gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lokasi pembuatan dome ada di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Proses pengerjaan dome tersebut dimulai 7 September 2018.

Bentuk dari dome yang menyerupai kubah setengah lingkaran dengan bahan dasar bambu dan menggunakan sambungan khusus memang agak unik dari posko yang lain.

"Proses pengerjaan saat ini sudah selesai pemasangan rangkanya. Akan dilanjutkan dengan pemasangan membran penutup luarnya," kata Andry Widyowijatnoko dari Kelompok Keahlian Teknologi Bangunan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, ITB, Jumat (14/9/2018).

Baca juga: Anies: Saya Ikut Dukung Bu Risma, Semoga Sukses...

 

2. Kelambu untuk pengungsi gempa

Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2.KOMPAS.com/Karnia Septia Warga berlarian ke tenda pengungsian di Lapangan Perum Grand Kodya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, saat gempa kembali mengguncang Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/8/2018). Gempa kali ini bermagnitudo 6.2.

Kondisi lokasi pengungsian rentan dengan bibit penyakit, salah satunya malaria dan demam berdarah. Untuk itu, pemerintah menyediakan kelambu berinsektisida untuk mencegah gigitan nyamuk.

Dilansir dari rilis resmi Kementerian Kesehatan, penggunaan kelambu berinsektisida akan efektif mencegah penularan malaria apabila cakupan penggunaan kelambu di atas 80 persen. Terutama, jika kelambu digunakan secara benar.

Ada dua jenis ukuran kelambu yang disediakan, yakni ukuran keluarga dan ukuran individu. Untuk kelambu keluarga bisa mencakup suami, istri, dan satu anak dengan umur kurang dari 2 tahun memiliki panjang 180-200 cm, lebar 160-180 cm, dan tinggi 150-180 cm.

Sementara itu, untuk ukuran individu memiliki panjang 180-200 cm, lebar 70-80 cm, dan tinggi 150-180 cm. Kemudian, jenis bahan kelambu yang tersedia yakni katun, nilon, polyester, dan polyethylene.

Baca juga: Bantu Warga Lombok, ITB Bangun Prototipe Shelter Hunian dari Bambu

 

3. Verifikasi rumah rusak terus dilakukan dan total korban jiwa

Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam. ANTARA FOTO/ AHMAD SUBAIDI Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018). Gempa bumi bermagnitudo 7 mengguncang Lombok, Minggu (5/8/2018) malam.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, hingga saat ini tercatat ada 149.715 unit rumah rusak. 

Sebanyak 6.982 unit rumah siap dibangun kembali, 1.546 unit rumah telah dibongkar dan rumah terverifikasi 70.411 unit.

Rumah yang sudah mendapat surat keputusan sebanyak 37.839 unit, buku yang terbit 15.469 unit dan berisi sisa untuk 2.277 unit. 

Lalu, 564 orang meninggal dunia, dengan rincian 467 orang di Kabupaten Lombok Utara, 44 orang di Kabupaten Lombok Barat, 31 orang di Kabupaten Lombok Timur, dua orang di Kabupaten Lombok tengah, sembilan orang di Kota Mataram, enam di Kabupaten Sumbawa dan lima orang di Kabupaten Sumbawa Barat.

Baca juga: Risma Kandidat Kuat Presiden UCLG-ASPAC

 

4. Masjid yang rawan roboh akan dibongkar

Seorang warga mengintip dibalik reruntuhan rumah yang rusak akibat gempa bumi saat proses evakuasi korban di rumah tersebut di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 98 korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8) dan kemungkinan masih akan bertambah. ANTARA FOTO/Zabur Karuru Seorang warga mengintip dibalik reruntuhan rumah yang rusak akibat gempa bumi saat proses evakuasi korban di rumah tersebut di Pemenang, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 98 korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8) dan kemungkinan masih akan bertambah.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram akan membongkar sejumlah masjid yang rawan roboh. Ada sekitar tiga masjid yang mendesak untuk dirobohkan karena kondisinya sangat mengkhawatirkan.

Namun, pembongkaran belum dilakukan secepatnya karena keterbatasan alat berat dan personel.

Warga diminta untuk tidak beraktivitas di masjid yang rusak berat, yaitu Masjid Riyadus Sholin Dasan Agung, Masjid Raudatul Jannah Pajeruk Ampenan dan Masjid Perumas.

Baca juga: TGB: Tidak Ada yang Berniat Menghilangkan Jejak Presiden SBY...

 

Sumber: KOMPAS.com (Retia Kartika Dewi/Agie Permadi), Antara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com