Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumanto Si Kanibal Ikut Lomba Makan Kerupuk: Lebih Enak daripada Cicak

Kompas.com - 14/08/2018, 12:04 WIB
Iqbal Fahmi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com - Masih ingatkah Anda dengan Sumanto? Manusia pemakan daging manusia atau kanibal yang pernah membuat geger dunia karena memakan daging manusia pada awal tahun 2003, kini menjalani hari-hari di Pondok Rehabilitasi Jiwa An-Nur, Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga, Jawa Tengah.

Di bawah asuhan KH Supono Mustajab, Sumanto menjelma menjadi sosok yang tidak lagi ditakuti.

Masyarakat sekitar pondok sudah dapat menerima Sumanto di lingkungan mereka. Bahkan, untuk memeriahkan HUT ke-73 RI, sang manusia kanibal turut berpartisipasi dalam berbagai perlombaan.

Riuh tepuk tangan warga yang memadati lapangan Desa Bungkanel semakin membakar semangat Sumanto untuk memenangkan lomba. Dengan tangan terikat, pria berusia 48 tahun itu tampak lahap menyantap kerupuk yang digantung setinggi kepalanya.

“Lebih enak kerupuk daripada cicak,” kata pria lajang berusia 48 tahun itu berkelakar.

Selain memakan kerupuk, berbagai lomba lainnya juga digelar oleh panitia, seperti joget balon, memasukkan pensil ke botol dan lomba adu panco.

Baca juga: Rumah Milik Sumanto Si Pemakan Mayat Direnovasi Total

Selain menang lomba makan kerupuk, Sumanto juga memenangi lomba panco. Bahkan, dia berhasil menumbangkan dua lawan sekaligus.

“Ya, karena saya sering macul (mencangkul), jadi kuat,” ujar Sumanto saat ditanya rahasia kekuatannya.

Perlombaan yang diikuti oleh 20 warga panti itu berlangsung semarak. Peserta juga terlhat antusias dan sangat menikmati.

Panitia mengelompokkan puluhan orang yang rata-rata mengidap gangguan kejiwaan dan narkotika.

Baca juga: Status Waspada, Gunung Merapi Ditutup untuk Pendakian HUT RI

Pengelola panti rehabilitasi, KH Supono Mustajab mengatakan, selain untuk menyemarakkan HUT ke-73 RI, perlombaan ini juga digunakan sebagai ajang melatih mental warga panti. Hal ini tercermin dari kerja tim di beberapa nomor lomba, seperti lomba joget balon dan memasukkan pensil ke botol secara berkelompok.

“Meskipun lombanya sederhana, tapi bisa juga untuk melatih mental pasien, bagian dari terapi,” terangnya.

Kompas TV Sambut Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-73, bendera merah putih raksasa dan bendera pusaka, diarak ratusan warga Bogor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com