Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Abaikan Uang Recehan, 4 Orang Ini Buktikan Manfaatnya

Kompas.com - 27/07/2018, 05:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Menabung uang receh selama bertahun-tahun bukanlah hal mudah. Butuh kesabaran ekstra dan komitmen yang kuat di tengah budaya konsumerisme yang tumbuh di masyarakat. 

Nah, Kompas.com memilih empat kisah kebiasaan menabung oleh sejumlah orang di beberapa daerah di Indonesia. "The power of receh" adalah nyata.

Warga menghitung uang tabungan Mbah Legi terdiri pecahan koin dan uang di Dusun Dipan, Desa Troketan, Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah.Kompas.com/dokumentasi Andi Setyawan Warga menghitung uang tabungan Mbah Legi terdiri pecahan koin dan uang di Dusun Dipan, Desa Troketan, Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah.

1. Kakek sebatang kara di Klaten menabung recehan hingga mencapai Rp 14,5 juta

Mbah Legi adalah salah satu warga RT 003 RW 002, Desa Kroketan, Pedan, Klaten, Jawa Tengah. Kakek sebatang kara itu sudah puluhan tahun tinggal bersama warga Desa Kroketan.

Tak banyak yang tahu sejarah keluarga Mbah Legi, warga hanya mengenal Mbah Legi sebagai sosok pekerja keras dan senang membantu. 

Hidupnya jauh dari kata mewah, Mbah Legi hanya tinggal di gubuk berukuran sekitar 3x4 meter yang dibangun di atas tanah kas desa. 

Untuk bertahan hidup, Mbah Legi sering diminta warga untuk membantu mencari pakan ternak, membersihkan halaman atau makam desa. Kadang sejumlah warga memberi upah untuk jerih payah Mbah Legi tersebut.  

Namun tak disangka oleh warga Kroketan, uang yang didapat dari warga ternyata ditabung oleh Mbah Legi. Mbah Legi menyimpan uang-uang miliknya di kantong plastik, ember, lipatan baju, kotak kayu yang ada dirumahnya. Jumlahnya cukup banyak, yaitu Rp 14,5 juta.

Hal tersebut terungkap saat para tetangga membongkar rumah Mbah Legi  karena lahan kas desa tersebut hendak dibangun gudang perkakas desa. Warga juga berinisiatif untuk membuatkan sebuah kamar bagi Mbah Legi.

Saat itulah warga menemukan uang receh, baik koin atau kertas, yang disimpan kakek renta yang usianya sekitar 90 tahun itu di dalam rumahnya. 

"Uang hasil kerja kerasnya itu mungkin Mbah Legi tabung," kata Andy Setyawan, kepada Kompas.com, pada hari Rabu (25/7/2018).

"Pembongkaran rumah Mbah Legi dilakukan Minggu kemarin. Rencana mau dibuat gudang perkakas dan dibuatin kamar sendiri buat Mbah Legi," kata Andy. 

Eka Duta Prasetya (15) remaja asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, yang mendaftar sekolah pakai uang receh hasil tabungannya sejak kelas 6 SD, Rabu (21/6/2017).Kompas.com/Ika Fitriana Eka Duta Prasetya (15) remaja asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, yang mendaftar sekolah pakai uang receh hasil tabungannya sejak kelas 6 SD, Rabu (21/6/2017).
 2. Tabungan receh untuk membayar seragam sekolah 

Anda mungkin masih ingat dengan sosok seorang remaja bernama Eka Duta Prasetya (16) asal Kota Magelang, Jawa Tengah.

Fotonya saat hendak membayar seragam sekolah dengan uang recehan sempat viral di media sosial. Di dalam foto itu, sejumlah guru yang menjadi panitia penerimaan siswa baru sedang menghitung uang recehan milik Duta, pada hari Selasa (20/6/2017).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com