Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Survei Charta Politika untuk Pilkada Bogor, Petahana Masih Kuat

Kompas.com - 27/06/2018, 08:00 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto-Dedie Rachim, menduduki peringkat atas dalam hasil survei yang dilakukan Charta Politika di penghujung akhir Juni 2018 ini.

Dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bogor, pasangan calon nomor urut tiga ini unggul telak dengan menunjukkan elektabilitas sebesar 59,8 persen. Sementara, satu peringkat di bawahnya, pasangan Achmad Ru’yat – Zainul Mutaqin, memperoleh angka selisih yang cukup jauh, yaitu 18,0 persen.

Sedangkan dua kandidat calon lainnya, Edgar Suratman – Sefwelly Ginandjar dan Dadang Danubrata – Sugeng Teguh Santoso, elektabilitasnya masih di bawah angka 5 persen.

Survei dihimpun berdasarkan sampel yang melibatkan 400 responden, margin of error 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Pilkada Bogor, Calon Petahana Bima Arya Dapat Nomor Urut 3

Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di tiap kecamatan di Kota Bogor.

Manager Riset Charta Politika, Muslimin Tanja, mengatakan, hasil survei itu tidak jauh berbeda dari survei periode sebelumnya yang dilakukan pada Maret 2018.

Tanja menyebut, perolehan angka persentase yang didapat masing-masing pasangan calon itu bisa menjadi gambaran bahwa tingkat elektabilitas incumbent masih sangat kuat. Bahkan hampir 60 persen hasilnya.

"Pasangan incumbent Bima-Dedie persentasenya masih sangat tinggi dari survei yang kita lakukan," ucap Tanja, Selasa (26/6/2018).

Baca juga: Begini Susahnya Distribusi Logistik Pilkada di Daerah Terpencil

Dirinya menambahkan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Bogor juga masih tergolong tinggi, yaitu di atas 70 persen.

“Di atas kertas, ketika survei kepuasan publik terhadap incumbent itu tinggi di atas 70 persen, biasanya cenderung akan terpilih kembali. Masyarakat sudah melihat prestasi apa yang sudah dilakukan dan merasa puas,” sebutnya.

Ia menyebut, tidak mudah untuk mengubah persepsi publik dalam waktu singkat, bahkan dengan serangan black campaign sekalipun.

Selain itu, sambungnya, pemilih di Kota Bogor relatif merupakan pemilih rasional serta kelas menengahnya cukup tinggi dan linier.

Baca juga: Survei LSI untuk Pilkada Sumut, Angka Swing Voters Tinggi hingga 33,5 Persen

“Kecuali, ketika tiba-tiba salah satu calon yang kuat tertangkap KPK, seperti di Subang. Elektabilitas incumbent saat itu sangat kuat, tapi saat kami survei kembali langsung anjlok. Jadi kalau baru sekedar isu atau black campaign, saya kira itu tidak terlalu berpengaruh. Masyarakat sudah cerdas,” tuturnya. 

Kompas TV Calon petahana paling banyak terdapat di pemilihan kepala daerah kabupaten Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com