Salin Artikel

Hasil Survei Charta Politika untuk Pilkada Bogor, Petahana Masih Kuat

Dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Bogor, pasangan calon nomor urut tiga ini unggul telak dengan menunjukkan elektabilitas sebesar 59,8 persen. Sementara, satu peringkat di bawahnya, pasangan Achmad Ru’yat – Zainul Mutaqin, memperoleh angka selisih yang cukup jauh, yaitu 18,0 persen.

Sedangkan dua kandidat calon lainnya, Edgar Suratman – Sefwelly Ginandjar dan Dadang Danubrata – Sugeng Teguh Santoso, elektabilitasnya masih di bawah angka 5 persen.

Survei dihimpun berdasarkan sampel yang melibatkan 400 responden, margin of error 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sampel dipilih sepenuhnya secara acak (probability sampling) dengan menggunakan metode penarikan sampel acak bertingkat (multistage random sampling), dengan memperhatikan urban/rural dan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah penduduk di tiap kecamatan di Kota Bogor.

Manager Riset Charta Politika, Muslimin Tanja, mengatakan, hasil survei itu tidak jauh berbeda dari survei periode sebelumnya yang dilakukan pada Maret 2018.

Tanja menyebut, perolehan angka persentase yang didapat masing-masing pasangan calon itu bisa menjadi gambaran bahwa tingkat elektabilitas incumbent masih sangat kuat. Bahkan hampir 60 persen hasilnya.

"Pasangan incumbent Bima-Dedie persentasenya masih sangat tinggi dari survei yang kita lakukan," ucap Tanja, Selasa (26/6/2018).

Dirinya menambahkan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Kota Bogor juga masih tergolong tinggi, yaitu di atas 70 persen.

“Di atas kertas, ketika survei kepuasan publik terhadap incumbent itu tinggi di atas 70 persen, biasanya cenderung akan terpilih kembali. Masyarakat sudah melihat prestasi apa yang sudah dilakukan dan merasa puas,” sebutnya.

Ia menyebut, tidak mudah untuk mengubah persepsi publik dalam waktu singkat, bahkan dengan serangan black campaign sekalipun.

Selain itu, sambungnya, pemilih di Kota Bogor relatif merupakan pemilih rasional serta kelas menengahnya cukup tinggi dan linier.

“Kecuali, ketika tiba-tiba salah satu calon yang kuat tertangkap KPK, seperti di Subang. Elektabilitas incumbent saat itu sangat kuat, tapi saat kami survei kembali langsung anjlok. Jadi kalau baru sekedar isu atau black campaign, saya kira itu tidak terlalu berpengaruh. Masyarakat sudah cerdas,” tuturnya. 

https://regional.kompas.com/read/2018/06/27/08000081/hasil-survei-charta-politika-untuk-pilkada-bogor-petahana-masih-kuat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke