“Untuk (pemda) Papua sendiri kasih saya insentif Rp 3,2 juta. Beda lagi dari kementerian, kementerian kasih Rp 10,5 juta tiap bulan. Ada lagi uang jalan kami ke desa sekitar Rp 1-2 juta-an per bulan. Jadi (total) Rp 13-14 juta-an,” kata Amalia.
Sementara, sebagai apoteker, Wahid mendapatkan gaji sebesar Rp 9,6 juta per bulan.
“Kalau gaji apoteker RP 9,6 juta per bulan dipotong pajak jadi Rp 9,2 juta,” ujar Wahid.
Selain itu, ada dana dari pemerintah daerah sebesar Rp 1,150.000 per bulan.
Sementara, biaya perjalanan yang ada selama masa libur tahunan, sepenuhnya menjadi beban masing-masing.
“Kalau cuti begini biaya tanggung sendiri, lumayan menguras dompet juga hehehe,” kata Amalia, yang pulang ke kampung halamannya di Medan, Sumatera Utara.