Menurut data yang dirilis Women Crisis Centre (WCC) Cahaya Perempuan Bengkulu, kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak sejak 2011 hingga 2013 tercatat 238 kasus.
Jumlah tertinggi kekerasan seksual terjadi saat pacaran, inses, pemerkosaan, dan perdagangan manusia (human trafficking) tujuan seksual.
"Jumlah tersebut untuk yang melaporkan ke WCC Cahaya Perempuan saja," kata Direktur WCC Cahaya Perempuan Bengkulu Tety Sumeri di Bengkulu.
"Artinya, data ini belum dari instansi penegak hukum lain. Bisa jadi lebih banyak. Ini fenomena gunung es (tampak ujungnya saja), sesungguhnya yang terjadi lebih banyak," imbuhnya.
Baca juga: Vonis 9 Tahun Penjara untuk Aa Gatot dalam Kasus Pencabulan Anak
Ia menjelaskan, sepanjang 2011-2013 terdapat 238 kasus. Peringkat pertama diisi kekerasan seksual saat pacaran yang mencapai 42 persen.
Lalu inses 31 persen, pemerkosaan 20 persen, dan terakhir human trafficking tujuan seksual sebesar 7 persen.
"Bengkulu masuk dalam zona merah atau banyak ditemukan, khusus untuk kasus inses," tambah dia.
Faktor penyebab tingginya angka inses antara lain kemiskinan, pendidikan, lingkungan, dan faktor psikologis.
"Oleh karena itu, Bengkulu harus dinyatakan darurat inses, dan pemerintah harus mengambil sikap," tambah Tety.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.