Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bulan Bolos Sekolah, 2 Siswi SD Memulung di Malam Hari demi Bantu Ibu

Kompas.com - 17/04/2018, 07:56 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Mereka beranjak keluar rumah di saat sang surya mulai tenggelam. Bukanlah sedang belajar menuntut ilmu, melainkan belajar memahami kerasnya kehidupan.

Membantu ibu

Endang dan Alinda adalah murid SDN 6 Kuripan, Purwodadi, Grobogan. Kini mereka terancam putus sekolah karena keterbatasan biaya. 

Faktor ekonomi memaksa keduanya mengakhiri asanya untuk mendapat pendidikan. Kakaknya, Purwanto Adi Kurniawan (14) sudah lebih dulu putus sekolah dan memilih bekerja merantau sebagai pekerja bangunan.

Ayahnya, Joko Lestari (34) adalah seorang pengamen jalanan yang jarang pulang. Sementara ibunya, Susilowati (34) sudah tidak lagi bekerja menjadi pemulung karena harus merawat dan menjaga kedua anaknya yang kini berumur 4 tahun dan 9 bulan.

Selama ini, keluarga kecil (bapak, ibu dan lima anak) ini tinggal di rumah yang berdiri di atas lahan PT KAI, tepatnya di Kelurahan Getasrejo, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

Rumah yang jauh dari kesan mewah itu berlokasi di pinggir Sungai Lusi. Berukuran 5 meter x 7 meter beralaskan semen dan berdinding papan kayu. Untuk kebutuhan MCK dan listrik sudah terpenuhi, hanya saja tak ada barang elektronik berharga, hanya sebuah televisi kecil yang sudah rusak dan tak terpakai.

Senin (16/4/2018) siang sekitar pukul 14.00 WIB, saat ditemui di rumahnya, Endang dan Alinda tengah bermain dengan kedua adiknya. Ibunya sedang memasak nasi di atas tungku tradisional berbahan bakar kayu di belakang rumah.

"Lho masnya lagi," ucap Endang malu-malu sambil mempersilakan Kompas.com masuk rumah.

Endang dan adiknya, Alinda masih mengenakan pakaian yang semalam dikenakannya meski mereka mengaku sudah mandi sejak bangun pagi.

"Kami sudah lama membolos. Sebenarnya kami ingin sekolah, Mas. Tapi kasihan Ibu tak ada uang dan tak ada yang bantu. Bapak juga jarang pulang. Sehabis magrib kami berangkat memulung, sebab kami malu kalau masih terang," tutur Endang.

Baca juga : Siswi SD Disekap di Mobil dan Perhiasannya Dipreteli Tiga Lelaki

Uang hasil memulung sebagian mereka tabung di celengan, sebagian lagi disisihkan untuk ibunya. "Semalam bisa dapat Rp 20 ribu. Uangnya saya simpan dan kasih ke ibu," ujarnya.

Ibunda Endang dan Alinda, Susilowati, mengatakan, kedua putrinya mulai memulung sejak setahun lalu ketika dirinya mengandung anak yang kelima. Saat itu, ia memutuskan untuk tidak memulung lagi sambil menunggu si bungsu besar.

"Saya sudah melarang mereka memulung seperti saya, tapi mereka tidak mau. Dulu sering ikut saya memulung sehingga mereka sudah terbiasa. Saya juga bingung, ayahnya juga jarang pulang. Sekali pulang bawa uang dan itu masih kurang untuk makan, bayar listrik dan air," kata Susilowati.

Susilowati sendiri mengaku bingung karena sudah tak lagi memiliki biaya tambahan untuk menyekolahkan kedua anaknya. Dari rumah menuju sekolah menempuh jarak sekitar 3 kilometer. Terkadang berangkat sekolah menumpang bus dan terkadang juga berangkat sekolah diantar oleh ibunya mengendarai motor pinjaman tetangga.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com