Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengais Berkah dari Menumpuknya Sampah

Kompas.com - 10/04/2018, 11:27 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Nilai Lebih Bank Sampah

Keberadaan bank sampah, tidak hanya bagus untuk kesehatan maupun kelestarian lingkungan. Secara materi, juga cukup membantu para anggotanya.

Menurut Vita Dwi Ernaning, salah seorang anggota bank sampah mengatakan, bank sampah cukup membawa perubahan dengan terdorongya kesadaran warga akan sampah. Saat ini keluarganya semakin peduli jika ada sampah.

"Di rumah, saya buatkan tempat khusus agar kalau penuh bisa langsung dibawa ke bank sampah," ungkapnya.

Kusumawati, anggota lainnya, mengakui hal yang sama. Bank sampah ini memudahkan dia jika ada keperluan mendadak soal keuangan.

"Anak anak misalnya butuh beli buku, ya ngambilnya dari sini," ujarnya.

(Baca juga : 6 Bulan Beroperasi, Omzet Bank Sampah di Jakbar Mencapai Rp 200 Juta )

Setiap anggota dalam setiap penjualan sampah mendapat hasil yang beragam. Semua bergantung pada jumlah barang bekas yang dibawanya. Semakin banyak sampah tentu semakin banyak uangnya.

"Kadang saya dapat uang Rp 5.000, kadang Rp 10.000. Gak apa-apa sedikit demi sedikit tapi nanti juga banyak sendiri. Yang paling penting adalah edukasi ke anak-anak untuk peduli dengan sampah," ujar Kusumawati.

Pokmas ini juga kerap diundang untuk menularkan ilmunya. Bahkan mereka kerap menggelar kegiatan sosial, seperti menyantuni anak yatim piatu, sunatan masal, hingga beasiswa.

Pada waktu-waktu tertentu juga ada pelatihan pengolahan sampah menjadi benda berdaya guna. Misalnya menjadi beberapa kerajinan tangan yang ada fungsinya seperti tas hingga aneka benda penghias rumah.

Mengubah Pola Pikir

Ninuk menuturkan, membangun bank sampah bukanlah perkara mudah. Sebab, tidak semua orang mempunyai kesadaran sampah. Dia pun perang batin dengan dirinya sendiri untuk bisa mengatasi pikiran bahwa sampah tidak menjijikkan. Begitu juga dengan keluarganya.

Orang-orang di sekitarnya, awalnya juga demikian. Namun setelah merasakan hasilnya, banyak warga yang sukarela turut serta. Salah satu dampak positifnya, menghentikan ketergantungan kepada rentenir.

"Hal lain yang cukup membuat saya bangga adalah, bank sampah ini mampu merubah ketergantungan warga dari rentenir," ujar Ninuk.

Tantangan lainnya adalah konsistensi program. Dibutuhkan semangat dan kreativitas untuk menjaga roda bank sampah terus berjalan. Konsistensi ini dipandang lebih susah dari pada mendirikan.

Ninuk menuturkan, pengurus bank sampah menyadari kesulitan itu. Beberapa hal yang dilakukan adalah dengan senantiasa menjaga hubungan baik dengan anggota maupun lingkungannya melalui kegiatan-kegiatan sosial.

Kreativitas lain misalnya, memberikan insentif kepada anggota yang paling rajin. Insentif itu biasanya hadiah langsung berupa uang tunai sebesar Rp 25.000. Meski tidak terlalu besar jumlahnya, tetapi cukup untuk membuat anggota semangat.

"Ada juga misalnya anggota yang rumahnya cukup jauh, datang ke sini naik sepeda angin. Nilai sampahnya hanya Rp 2.000, tapi saya kasih Rp 5.000 untuk anaknya yang ikut ke sini," tutur Ninuk. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com