Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sigit Bangun Kafe Baca Unik, Sediakan Ribuan Buku Biasa hingga Buku Kuno Gratis

Kompas.com - 06/04/2018, 09:38 WIB
Muhlis Al Alawi,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

Ia menambahkan, para pembelinya kebanyakan untuk koleksi perpustakaan pribadi, kebutuhan studi, atau koleksi terhadap buku-buku lawas yang sudah langka. 

Sigit menuturkan, berdagang buku tidak pernah terbayang dalam hidupnya. Bahkan kedua orangtuanya pernah mencibirnya lantaran menganggap berjualan buku tak cukup menghasilkan uang.

"Ayahku dulu meremehkan, jualan buku itu untungnya berapa," tutur Sigit.

Tak hanya itu, setelah lulus mengenyam pendidikan pascasarjana, Sigit mendapatkan tawaran pekerjaan menjadi dosen. Lagi-lagi pria yang masih jomblo ini menolaknya.

"Bagi saya, lulusan S-2 itu tidak harus jadi dosen," kata Sigit.

Baca juga: Kreasi Unik Perajin di Cirebon, Labu Botol Diubah Jadi Hiasan Rumah Tangga

Namun, geliat hidup Sigit dengan buku-buku tak pernah surut. Bahkan, hasil dari jualan buku itu bisa membantu membiayainya menyelesaikan kuliah.

Sukses berjualan buku, Sigit bertemu temannya. Ia berdiskusi bagaimana buku koleksinya bisa bermanfaat secara sosial dan ekonomi. Akhirnya tercetus konsep membuat kafe baca

"Modal untuk membuka kafe baca saya 80 persen keuntungan dari saya berjualan buku. Setelah hampir dua bulan buka, omzet kotornya sebulan bisa mencapai belasan juta rupiah," ungkap Sigit. 

Proses membangun kafe tak mulus begitu saja. Butuh lebih dari satu tahun hingga bangunan selesai. Menempati tanah petak milik kakaknya, bangunan dengan desain artistik berdiri.

Ia sengaja memilih bangunan yang semi-terbuka sehingga mengesankan keterbukaan dan ruang yang santai untuk bercengkerama. 

Kafe yang belum genap dua bulan ini menjadi salah satu kafe favorit. Lokasinya yang tak jauh dari kampus STSI, yakni di Jalan Guruh, Ngasinan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, menjadi titik nongkrong favorit. Kafenya buka mulai pukul 17.00 hingga 24.00. 

Kafe ini menjadi salah satu tempat bagi para mahasiswa yang mencari buku-buku untuk menyelesaikan tugas atau bagi mereka yang ingin ngopi sambil membaca buku. Makanan dan minuman yang disediakan banyak variannya. 

"Ada 60-an varian makanan yang tersedia, dan setiap malam yang datang ke sini bisa mencapai 50 orang. Bahkan ada yang terpaksa pulang karena kapasitas kafe kami hanya bisa menampung 50 orang," ucap Sigit.

Untuk koleksi bukunya, Sigit menambahkan, dari 10.000-an koleksinya, terdapat dua jenis buku yang ada di Kafe Bukuku Lawas ini.

Ada buku khusus untuk dibaca di tempat dan buku yang dijual. Harganya pun cukup murah, mulai dari Rp 5.000 hingga puluhan ribu, tergantung jenis bukunya. 

Baca juga: Perajin Rotan Asal Aceh, Aminah Beromzet hingga Rp 30 Juta Per Bulan

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com