Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Ijen, dari Kontroversi Toilet hingga Dipromosikan Para Menteri

Kompas.com - 28/03/2018, 14:13 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kompas TV Warga terdampak gas beracun Kawah Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, sudah kembali ke rumah masing-masing.

Bahkan fotografer Senior Arbain Rambey di akun Facebook miliknya, Arbain Rambey Kedua, juga mengunggah tiga foto keadaan puncak Gunung Ijen dengan keterangan foto, "Berbahagialah yang pernah ke Ijen sebelum ada perusak pemandangan ini".

Saat itu Kepala Balai Besar BKSDA Jawa Timur, Ayu Dewi Utari yang berkunjung ke Banyuwangi, Senin (23/10/2017), menjelaskan total anggaran untuk membangun sarana dan prasarana di wilayah Paltuding hingga ke puncak Gunung Ijen sebesar Rp 13 miliar.

 

Pembangunan akan berlangsung 2 tahun, dengan anggaran bertahap. Pada 2017, dana yang dianggarkan dari Rp 13 miliar, sebanyak Rp 6 miliar. 

(Baca juga : Sempat Sesak Nafas dan Muntah, 2 Korban Gas Beracun Ijen Pulang dari RS )

Beredarnya foto-foto keadaan jalur pendakian Gunung Ijen yang berlubang mendapatkan reaksi dari warganet.

Mereka menandatangani petisi "Save Kawah Ijen, Stop Pembangunan di Puncak". Petisi yang digagas oleh Sea Soldier Banyuwangi ini telah ditandatangani ribuan orang sejak dibuat pada Kamis (2/11/2017).

Dalam petisi tersebut dijelaskan, Kawah Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang berada di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung yang terkenal dengan kawah hijau tosca dan blue fire (api biru) ini menjadi salah satu magnet wisata di Jawa Timur.

Kawasan Gunung Ijen adalah taman wisata alam yang berdampingan dengan cagar alam.

Luas taman wisata alam di Kawah Ijen hanya sekitar 93 hektar, sedangkan sisanya merupakan cagar alam. Kawasan Gunung Ijen juga merupakan tempat berbagai biota yang dilindungi, seperti elang jawa dan beberapa tanaman langka.

"Karena berdampingan dengan cagar alam itulah, sangat tidak tepat jika Ijen dijadikan wisata massal (mass tourism), termasuk dengan masifnya pembangunan di sana. Bahkan hingga puncak Gunung dekat dengan kawah," jelas Putri, dari Sea Soldier Banyuwangi, Senin (6/11/2017).

Petisi tersebut dikirimkan ke Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur, serta Gubernur Jawa Timur.

Namun meskipun menjadi kontroversi, bangunan toilet tersebut tetap dibangun di puncak Gunung Ijen.

Kondisi terakhir, setelah sepekan mengeluarkan gas beracun, pendakian Gunung Ijen masih ditutup baik untuk penambang ataupun wisatawan.

"Penutupan pendakian kami lakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan. Jika semua normal akan segera dibuka kembali," jelas Kepala BKSDA Wilayah V Banyuwangi, Sumpena saat dihubungi Kompas.com Selasa (27/3/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com