Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Beracun Gunung Ijen, Warga Mengungsi hingga Pendakian Ditutup

Kompas.com - 23/03/2018, 07:44 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso mengeluarkan gas beracun pada Rabu Malam (21/3/2018). Gas beracun tersebut muncul dari bualan atau letupan dari kawah Gunung Ijen.

PVMBG Gunung Ijen mencatat, bualan atau letupan di Kawah Ijen yang membawa materi gas beracun muncul selama 938 detik atau sekitar 15 menit pada Rabu (21/3/2018) pukul 19.13 WIB.

Letupan tersebut kemudian menghantam tebing pinggiran kawah sehingga mengeluarkan suara cukup keras semacam ledakan.

Gas beracun tersebut kemudian terbawa air Sungai Kali Pait dan terhirup oleh warga yang tinggal di Watucapil yang dilewati Sungai Kali Pait. Sungai ini berasal dari kawah Gunung Ijen.

 

(Baca juga : Letupan di Kawah Ijen Muncul Selama 15 Menit )

Warga Mengungsi

Hal tersebut mengakibatkan sejumlah warga yang tinggal di bantaran sungai harus dilarikan ke beberapa puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Bondowoso.

Total, 200 orang di tiga dusun, yakni Watu Capil, Margahayu, Kali Pait, Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, diungsikan. Sementara jumlah korban yang terpapar gas beracun mencapai 30 orang.

“24 orang dirawat di Puskesmas Ijen, 4 orang dirawat di Puskemas Tlogosari, dan 2 orang harus dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Koesnadi," jelas Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Bondowoso, Winarto kepada Kompas.com Kamis (22/3/2018).

Kepala PVMBG Gunung Ijen Bambang Heri Purwanto menunjukkan rekaman aktivitas Gunung Ijen, Kamis (22/3/2018).KOMPAS.com/Ira Rachmawati Kepala PVMBG Gunung Ijen Bambang Heri Purwanto menunjukkan rekaman aktivitas Gunung Ijen, Kamis (22/3/2018).
Pendakian Ditutup

Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Jatim wilayah V Banyuwangi, Sumpena menjelaskan, fenomena bualan tersebut rutin setiap tahun saat musim hujan.

Bualan tersebut muncul karena air hujan membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin. Sehingga, muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik.

(Baca juga : Bupati Bondowoso: Kejadian Warga Terpapar Gas Beracun Gunung Ijen di Luar Perkiraan )

Pada tahun 2017, menurut Sumpena, bualan juga muncul pada Maret hingga Juni. Hal itu menyebabkan pendakian Gunung Ijen yang biasanya dibuka pukul 01.00 dini hari baru dibuka pukul 03.00 dini hari

Untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan, sejak Kamis dini hari pendakian ke Gunung Ijen ditutup, baik untuk wisatawan maupun penambang belerang.

"Tadi malam tidak ada pengunjung yang naik. Kita tutup sementara sampai ada evaluasi. Jika dirasa sudah aman, baru kita buka kembali," jelasnya.

Ia menambahkan, kemungkinan gas beracun mengarah ke Banyuwangi sangat kecil karena gas mengikuti arah sungai ke Bondowoso.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com