BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kepala PVMBG Gunung Ijen Bambang Heri Purwanto mengatakan kepada Kompas.com, Kamis (22/3/2018), pihaknya mengimbau pengelola kawasan wisata Gunung Ijen agar menutup sementara pendakian Gunung Ijen, baik untuk wisatawan maupun penambang, hingga intensitas hujan menurun.
Hal tersebut perlu dilakukan karena bualan atau letupan di kawah Gunung Ijen sering muncul saat musim hujan.
Letupan tersebut muncul karena air hujan membuat permukaan kawah yang panas menjadi dingin sehingga muncul letupan di dalam kawah atau bualan yang membawa material gas vulkanik.
"Bualan ini keluar bukan hanya pada malam hari, tapi siang hari juga. Tapi kalau siang hari, gasnya langsung terurai oleh matahari. Yang bahaya ya malam hari karena tidak kelihatan secara langsung," jelas Heri.
Baca juga: Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, Sejumlah Warga Dilarikan ke Rumah Sakit
Ia mencontohkan letupan yang keluar pada Rabu (21/3/2018) malam yang membawa materi gas yang dihirup oleh warga yang tinggal di bantaran Sungai Banyu Pait (yang sebelumnya disebut Kalipait) yang mengalir ke arah Kabupaten Bondowoso.
"Arah gas sebenarnya mengarah sesuai dengan arah angin, tapi karena C02 berat, jadi turun ke bawah mengikuti tebing sungai hingga sampai di kawasan permukiman warga," ujar Heri.
Pada tahun 1976, menurut Heri, letupan juga muncul pada malam hari dan mengakibatkan korban jiwa dua orang meninggal dunia di TKP dan empat orang meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.
"Sementara yang koma saat itu 32 orang dan semuanya penambang. Bualan muncul pada malam hari. Saat itu saya sudah jaga di sini," ucap Heri.
Pada Rabu malam hingga Kamis (22/3/2018) dini hari, sebanyak 200 orang di tiga dusun, yakni Dusun Watu Capil, Margahayu, dan Kali Pait di Desa Kalianyar, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, diungsikan.
Mereka diungsikan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) karena daerah yang ditinggali terpapar gas beracun dari Gunung Ijen, Rabu (21/3/2018).
Baca juga: Gunung Ijen Keluarkan Gas Beracun, 200 Orang Diungsikan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.