MEDAN, KOMPAS.com — Awan panas letusan Gunung Sinabung dengan tinggi kolom 5.000 meter dengan jarak luncur 500-2.000 meter yang mengarah ke tenggara dan selatan mencapai Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Veryanto Sitohang, warga Jalan 45, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, mengatakan, debu Sinabung menyebabkan kota penghasil kopi ini tertutup kabut tebal sejak pagi.
"Sampai ke sini abunya, jadi kayak (seperti) ditutupi kabut, pandangan terganggu. Abunya terasa, tampak menempel di jemuran, makanya cepat kuangkat jemuranku," kata Very saat dikonfirmasi Kompas.com via ponselnya, Senin (19/2/2018).
Saat ditanya apakah sudah sering mengalami hal seperti ini, dia mengatakan, untuk 2018 baru pertama kali ini terjadi, sedangkan untuk tahun sebelumnya memang sering terjadi.
"Baru ini terjadi, tapi tampaknya masyarakat harus sudah memakai masker karena abu tebal. Sekarang ini kabutnya makin tebal, kayak mau hujan, tapi enggak hujan," ucapnya.
Masyarakat sekitar Gunung Sinabung, menurut Very, diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan.
"Jangan sampai mengorbankan jiwa seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya. Lebih awas dan rajin mencari informasi seputar apa yang terjadi. Pemerintah juga harus proaktif memfasilitasi dan membagikan informasi, juga membagikan masker gratis. Sebaiknya kurangi dulu aktivitas di luar rumah," ujarnya.
Baca juga: Gunung Sinabung Mengamuk, Beberapa Desa Gelap Gulita dan Berabu Tebal
Di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Barat, Sumatera Utara, Saut, petani kopi, juga merasakan dampak erupsi Gunung Sinabung. Saat dikonfirmasi ketika sedang berada di ladangnya, ia mengatakan, situasi saat ini gelap dan berawan hitam tebal.
"Aku enggak tahu ini kabut apa enggak, tapi mulai tadi pagi kabut hitam di sini. Seluruh pegunungan tertutup kabut, tapi belum beraroma. Kalau sudah parah kali kayak kemarin, ada aromanya. Situasi sekarang gelaplah memang," kata Saut.
Dia heran karena saat ini Pakpak Barat sedang dilanda musim kemarau, seharusnya cuaca cenderung cerah tanpa kabut, tetapi kali ini tidak. Abu tidak mengganggu jarak pandang, tetapi dalam jarak 3 kilometer sudah pandangan tertutup kabut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.