Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolong Pak, Kami Tidak Punya Apa-apa Lagi..."

Kompas.com - 09/02/2018, 06:31 WIB
Markus Makur,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Kompas TV Selama bertahun-tahun pemuda berusia 26 tahun harus dipasung oleh keluarganya, karena mengalami gangguan jiwa sejak lahir. 

Masalah Keluarga

Sair kemudian menceritakan awal mula anaknya mengalami gangguan jiwa. Saat itu, ia pernah mengalami masalah keluarga. Namun persoalan tersebut tidak bisa diceritakan, cukup ia dan istrinya yang mengetahui.

Setelah masalah itu, Badik merantau ke Dampek, Kecamatan Sambirampas, Manggarai Timur. Sekembalinya dari Dampek, ia sakit dan mengalami gangguan jiwa. Mulai saat itu Badik selalu mengamuk dan mengganggu orang lain.

“Saya dan istri sudah tua serta tidak sanggup lagi. Kami memohon pertolongan dari siapa saja yang meringankan penderitaannya. Bahkan, membebaskannya dari pasungan yang penuh penderita," imbuhnya.

"Hidup kami sekeluarga sudah sangat menderita dengan keadaan dalam keluarga ditambah lagi penderitaan anak kami yang dipasung akibat gangguan kejiwaannya,” tambahnya.

Perjalanan

Sore itu, Rabu (31/1/2018), Kompas.com, melakukan perjalanan bersama beberapa orang dari Kampung Ngancar menuju kampung puncak Weong. Perjalanan dilakukan dengan jalan kaki sejauh 4 kilometer. 

Jalan di kampung tersebut penuh lumpur dan berlubang karena tengah hujan. Di kiri dan kanan jalan terlihat longsoran jalan yang belum dibersihkan.

Dua jam kemudian, sekitar pukul 17.50 Wita, rombongan sampai di rumah seorang warga, Barnabas. Bersama sejumlah warga mereka berbincang tentang ODGJ yang dipasung. Saat itu, rombongan langsung menuju lokasi orang yang dipasung. 

(Baca juga : Sandiaga: 20 Persen Warga Jakarta Punya Gangguan Jiwa)

Kepala Tata Usaha, Yohanes Purnama bersama Kepala Unit Pengelola Penyakit Tidak Menular (PPTM) Puskesmas Elar, Ibu Martha Yani Bebis menjelaskan, petugas Puskesmas Elar sudah mendata ODGJ, baik yang dipasung maupun tidak.

Hasil pendataannya, jumlah ODGJ di wilayah kerja Puskesmas Elar ada delapan orang. Tiga di antaranya dipasung di rumah warga.

“Saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan orang dengan gangguan jiwa. Namun, kami sudah memperoleh informasi bahwa di Kabupaten Manggarai, NTT sudah ada panti yang menangani ODGJ, juga ada obatnya," ungkapnya.

"Selama ini ODGJ dipasung karena diduga melakukan tindakan kekerasan dengan mengganggu orang lain dan melempar rumah warga. Hasil pendataan, ODGJ di wilayah Puskesmas Elar sudah dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur,” jelasnya.

Kepala Puskesmas Elar, Agustinus Jarut mengaku pernah mengunjungi ODGJ yang dipasung di kampung Wae Lokom, Desa Wae Lokom. Pihaknya akan melakukan kunjungan lagi setelah mendapat informasi terbaru ini. 

“Saya sedang mengikuti pelatihan dan pendidikan di Panti Renceng Mose Ruteng. Saya dilatih untuk mengetahui dan memahami saat menangani orang gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Elar. Petugas siap diberikan pelatihan dalam menangani ODGJ di wilayah Puskesmas Elar," tutupnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com