Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Daging Kumpulkan Uang Koin Selama 2 Tahun demi Membeli Kawasaki Ninja

Kompas.com - 10/11/2017, 17:41 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Kompas TV Warga berebut uang receh saat pelaksanaan tradisi "sawer".

Pemilik diler Kawasaki Madiun, Ponorogo dan Ngawi, Heru Airlangga menyatakan sempat ragu menerima tawaran Eko yang akan membeli sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc dengan uang logam. Namun ia tetap menerimanya lantaran baginya pelanggan itu raja.

"Pertama saya terima ragu-ragu. Lalu saya berpikir apapun itu customer itu raja. Makanya saya terima. Pasalnya sesuai undang-undang di Indonesia, uang pecahan logam juga sebagai alat bayar yang sah. Makanya, suka atau tidak suka harus saya terima," kata Heru yang dihubungi Kompas.com, Jumat ( 10/11/2017) sore.

Setelah menerima uang itu, ia sempat kesulitan untuk menyetorkannya ke bank. Ia pun akhirnya menukarkan uang recehan tersebut kepada teman-temannya sesama pengusaha dan pemilik toko yang membutuhkan uang pengembalian.

Baginya bila ia menolak uang recehan untuk pembayaran pembelian sepeda motor maka dirinya akan terkesan arogan.

"Setelah saya terima lalu saya upload kemudian jadi viral," tandas Heru.

Menurut Heru, ia sudah meminta Eko untuk membayar uang muka dahulu sebagai tanda jadi pemesanan. Namun Eko menolak dan bersikukuh ingin membeli dengan tunai setelah barangnya datang.

"Saya lalu spekulasi. Pesan barangnya dari Surabaya. Setelah barangnya datang lalu Pak Eko kita hubungi, lalu datang dan membayarnya," jelas Heru.

Heru mengatakan uang logam yang dibawa Eko sudah dikemas dalam plastik dan disimpan di dalam karung. Saat diturunkan dari mobil, empat pegawainya tak kuat mengangkat uang koin sebanyak itu.

Untuk mengangkat uang koin itu, kata Heru, pihaknya terpaksa menggunakan troli. Setelah dihitung, uang recehan koin logam itu ditaruh di dalam bagasi mobil.

"Mobil yang angkut uang itu sampai memendek bagian belakangnya karena membawa beban yang berat. Kalau saya perkirakan beratnya di atas seratus kilogram lebih," kata Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com