Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual Daging Kumpulkan Uang Koin Selama 2 Tahun demi Membeli Kawasaki Ninja

Kompas.com - 10/11/2017, 17:41 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

MAGETAN, KOMPAS.com - Pasangan suami istri, Eko Margono (40) dan Ernawati (35), warga RT 11/RW 03, Desa Taman Arum, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, kini bisa bernapas lega.

Cita-cita Eko dan Erna membelikan anak sulungnya, Muhammad Pradita Candra Amarta, sepeda motor Kawasaki Ninja 250 cc, akhirnya kesampaian.

Untuk bisa membeli motor tersebut, pasangan suami istri yang berprofesi sebagai penjual daging giling itu mengumpulkan uang logam selama dua tahun. Uang receh itu disimpan di tempat khusus.

Pada tahun pertama, ia menyimpan uang koin itu di sebuah gentong air plastik merah ukuran 50 liter. Setelah gentong itu penuh, Eko dan istrinya menyediakan kaleng bekas cat 25 kilogram untuk mengumpulkan uang logam.

"Kami mengumpulkan uang logam itu kurang lebih dua tahunan. Kebetulan saya memiliki usaha penggilingan daging. Beberapa konsumen sering membayar dengan uang recehan logam," ujar Ernawati yang dihubungi Kompas.com, Jumat (10/11/2017).

Erna mengatakan, ia mudah mendapatkan uang koin karena pelanggannya rata-rata penjual cilok yang berjualan di sekolah-sekolah. Dengan demikian, uang yang disetor kepadanya juga kebanyakan recehan logam.

Tak sekadar menggiling daging, Erna bersama suaminya juga menyediakan bahan-bahan cilok bagi penjual yang ingin membelinya.

"Jadi penjual cilok itu tinggal datang ke kami langsung mengambil jadi. Mereka tinggal menyediakan kecap, saos dan sambalnya," ungkap Erna.

Niat Eko dan Erna membahagiakan anaknya yang masih duduk di bangku kelas dua SMP itu bukan tanpa alasan. Selain ingin memberi motivasi anaknya, ia menginginkan anaknya dapat memakainya saat sudah duduk di bangku SMA.

"Saat ini anak saya masih mengenyam pendidikan SMP kelas dua di salah satu pesantren di Magetan. Waktu masuk SMP, dia sudah minta motor untuk dipakai saat sekolah SMa. Jadi sepeda motor warna hitam yang diingingkan saat ini sudah kami belikan. Dengan demikian kalau sudah di SMA dia tinggal memakai saja," kata Erna.

Erna mengkhawatirkan bila tak segera membelikan sepeda motor saat ini uangnya akan habis terpakai untuk kebutuhan lain. Apalagi biaya pendidikan saat ini juga semakin bertambah mahal.

"Waktu masuk SMP biaya masuknya saja sudah sepuluh juta lebih. Kalau SMA pasti lebih mahal lagi," jelas Erna.

Baca juga : Kisah Duta, Remaja yang Daftar Sekolah Pakai Uang Receh Tabungan Sejak SD

Untuk mengumpulkan koin-koin itu, Erna dan Eko bekerja menggiling daging mulai pukul 02.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, Eko melanjutkan kerja di bengkel sepeda motor.

Ditanya kenapa uang dikumpul dalam bentuk koin, Erna mengaku lebih mudah dan praktis. Selain itu, uang koin yang terkumpul pasti jarang diambil.

"Kalau uang kertas yang kumpulkan pasti tidak akan terkumpul dan habis untuk dibelanjakan bahan-bahan," tandas Erna.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com