Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Krisan Clapar, Keindahan Kebun Bunga di Kaki Gunung Ungaran

Kompas.com - 22/10/2017, 10:51 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Apa yang bisa dilakukan dengan uang Rp 10.000? Jika Anda datang ke obyek wisata "Kampung Krisan Clapar" (KKC) di Bandungan, Kabupaten Semarang, Anda mendapatkan banyak manfaat hanya dengan Rp 10.000.

Ya, harga tanda masuk di obyek wisata agro yang dikelola oleh Kelompok Tani "Gemah Ripah" dan Karang Taruna setempat ini hanya Rp 10.000 per orang.

Di sini Anda bisa menikmati indahnya hamparan bunga krisan, plus suasana pedesaan yang masih asri. Tentunya berhawa sejuk, lantaran dusun ini berada di kaki Gunung Ungaran.

"Sepuasnya, tidak dibatasi jam. Rp 10.000 termasuk parkir motor," kata Agus Nugroho (27) petugas loket.

Obyek wisata ini sebenarnya adalah lahan pertanian kebun bunga krisan. Ada sekitar 20 jenis bunga krisan yang ditanam di 180 green house sederhana berkontruksi bambu dan beratap plastik bening ini.

Menurut Agus, Kampung Krisan Clapar sudah satu tahun dibuka untuk umum. Ide untuk membuka KKC ini bukanlah kesengajaan. Sejak para petani beralih menanam bunga pada 2014, banyak orang datang ke green house untuk selfie atau swafoto. Bahkan, ada beberapa orang yang mengambil gambar pre-wedding saat bunga krisan mekar.

Berawal dari situlah, muncul ide untuk membuka wisata Kampung Krisan Clapar.

"Pada 6 November 2016, resmi dibuka oleh Pemerintah Desa Duren. Pengunjung bisa selfie di sini dan menikmati suasana khas pedesaan," kata Agus, Sabtu (21/10/2017) siang.

Rata-rata pengunjung setiap hari mencapai 30 orang dan tiga hingga empat kali lipatnya pada akhir pekan.

"Kalau minggu bisa 150 sampai 200 orang," ujar dia.

Agus mengingatkan pengunjung tetap berhati-hati saat di dalam greenhouse. Ini diperlukan untuk menjaga tanaman bunga krisan tidak rusak.

(Baca juga: Melihat Wisata Edukasi Astronomi untuk Anak di Bandara Soekarno-Hatta)

Gardu pandang setinggi 6 meter di obyek wisata Kampung Krisan Clapar (KKC) yang terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.Kompas.com/Syahrul Munir Gardu pandang setinggi 6 meter di obyek wisata Kampung Krisan Clapar (KKC) yang terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.

Jangan lewatkan pula untuk naik ke gardu pandang yang berdiri di tengah kebun bunga krisan. Melalui gardu pandang setinggi 6 meter ini, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan alam berlanskap pegunungan, seperti gunung Ungaran, Telomoyo, dan Merbabu serta tak ketinggalan danau Rawapening.

Anggota Kelompok Tani Krisan “Gemah Ripah”, Sugiyanto (32) mengatakan, wisata agro ini memberikan nilai tambah bagi pertanian bunga krisan di desa Duren. Saat ini ada 38 petani yang tergabung dalam usaha ini dengan jumlah greenhouse mencapai 180 buah.

Jumlah greenhouse ini menjamin wisatawan dapat menikmati pemandangan bunga krisan setiap hari. Sebab, masa panen bunga krisan di Kampung Krisan Clapar ini tidak sama.

"Setiap hari kami buka tiga greenhouse untuk umum. Kalau sudah masa panen selesai, kami buka di greenhouse lainnya. Biasanya satu grenhouse dibuka hingga dua minggu," kata Sugiyanto.

Tak hanya swafoto dengan latar belakang hamparan bunga krisan, setiap pengunjung juga bisa memetik bunga krisan. Satu tangkai harganya Rp 2.500.

Salah seorang pengunjung dari Semarang, Mutia mengungkapkan, Kampung Krisan Clapar memberikan kesan tersendiri bagi para penggemar swafoto. Ia yang datang berombongan tujuh orang tahu lokasi wisata ini dari Instagram.

"Hanya sayangnya atap greenhouse-nya terlalu rendah, jadi kadang menghalangi jalan. Terus usul saya, banyakin tempat sampah biar enggak nyampah sembarangan," kata Mutia.

(Baca juga: Mengembangkan Wisata Hidroponik dan Kerajinan Limbah Kayu)

Taman marmut di obyek wisata Kampung Krisan Clapar yang terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.Kompas.com/Syahrul Munir Taman marmut di obyek wisata Kampung Krisan Clapar yang terletak di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Taman marmut

Satu lagi yang membuat Anda untung banyak hanya dengan Rp 10.000 di Kampung Krisan Clapar ini. Selain selfie sepuasnya di tengah bunga krisan, pengunjung juga bisa bermain-main dengan ratusan marmut.

Taman marmut sederhana, dibuat oleh salah seorang petani bernama Minto di antara greenhouse bunga krisan miliknya.

Marmut-marmut nan lucu ini juga bisa dijadikan obyek selfie. Minto sengaja melepas marmut-marmutnya di taman yang hanya dipagari paranet ini agar pengunjung bisa menangkapnya untuk difoto.

"Biasanya anak-anak kecil suka mampir di sini, setelah keliling di kebun bunga," kata Minto.

Jika berminat, pengunjung bisa membawa pulang marmut-marmut ini dengan harga mulai dari Rp 25.000 sepasang.

Secara terpisah, Kepala Desa Duren Trismiwati mengatakan, pihaknya sangat mendukung keberadaan Kampung Krisan Clapar. Para petani selain mendapatkan hasil dari menanam bunga krisan, juga nilai tambah yang didapatkan dari kunjungan wisata.

Selain itu, dengan melibatkan Karang Taruna sebagai pengelola KKC ini sekaligus menumbuhkan semangat wirausaha bagi pemuda desa.

"Desa men-support dengan mengikutkan mereka ke berbagai pelatihan, baik yang berkaitan dengan pertanian maupun dengan manajemen obyek wisata. Selain itu kami bantu dengan infrastruktur di sekitar lokasi," kata Trismiwati.

Anda tertarik? Untuk mencapai Wisata Kampung Krisan, pengunjung dari arah Semarang masuk ke jalan Bandungan terus hingga Desa Duren.

Sedangkan dari arah Solo atau Yogyakarta, Anda bisa masuk via Ambarawa menuju Bandungan. Setelah itu ambil arah ke Semarang sampai ke Desa Duren. Banyak petunjuk yang terpasang di pinggir jalan menuju lokasi wisata ini.

Kompas TV Pacu Adrenalin Kamu di Tebing Via Ferrata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com