Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Bocah SD Sisihkan Uang Jajan untuk Korban Rohingya

Kompas.com - 12/09/2017, 06:58 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ariana, Aleta, Salwa, Aura, dan Aisi tampak asik berbisik di pojokan ruang rapat Pendopo Kota Bandung, Senin (11/9/2017) sore. Sesekali, obrolan para bocah kelas 2 SD itu melahirkan tawa renyah yang hanya bisa dinikmati mereka.

Obrolan mereka terhenti saat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil hadir di ruang rapat. Kelima bocah perempuan yang bersekolah di SD 196 Sukarasa Bandung itu menjadi tamu khusus sang Wali Kota.

Mereka sengaja diundang untuk mewakili warga Bandung yang berpartisipasi memberi sumbangan bagi korban kemanusiaan etnis Rohingya.

Ridwan Kamil memang mengagendakan menyerahkankan bantuan kemanusiaan untuk etnis Rohingya melalui tim Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Sebelumnya, Ridwan Kamil menggagas aksi galang dana lewat platform donasi digital Kitabisa.com. Aksi patungan itu menembus angka Rp 4,3 miliar. Dana tersebut didapat dari warganet, masyarakat Kota Bandung, serta sejumlah instansi swasta di Bandung.

(Baca juga: Bersama Warga Bandung dan Warganet, Ridwan Kamil Kumpulkan Rp 4,3 Miliar untuk Rohingya)

Dalam sesi penyerahan donasi, pihak ACT sengaja memutar video singkat tentang situasi di salah satu titik pengungsian di Bangladesh. Dalam video itu, terlihat bagaimana para pengungsi Rohingya sangat kesulitan memenuhi keperluan sehari-hari.

Ada pula penggalan gambar saat tim ACT sibuk menyiapkan ribuan paket makanan untuk para pengungsi.

Ariana, Aleta, Salwa, Aura dan Aisi bengong melihat video itu. Mereka tampak mengerenyitkan dahi saat melihat kondisi para pengungsi berpakaian lusuh, wajah anak-anak berwajah kusam.

Di balik kepolosan mereka, tersimpan rasa empati yang tinggi. Betapa tidak, kelima bocah itu rela menyisihkan uang jajannya untuk disumbang. Kondisi itu pun membuat Ridwan Kamil kagum.

Dengan nada penuh penasaran, Ridwan menanyai satu persatu siswa tentang alasan mereka ikut menyumbang. "Kamu, kenapa mau ikut nyumbang?," tanya Ridwan kepada Ariana.

"Kasihan, karena anak yatim itu harus ditolong," ucap Ariana dengan polosnya.

Salwa, siswa lainnya mengaku, sejak berita tentang korban Rohingya marak di televisi, ia bertekad memangkas uang jajannya untuk disumbangkan. Dana sumbangan siswa itu dikelola oleh pihak sekolah.

"Saya kadang ngasih Rp 2000, kadang Rp 3000. Saya mau bantu karena kasihan," ucap Salwa dengan nada malu-malu.

(Baca juga: Ansor dan Umat Buddha Pamekasan Galang Dana untuk Muslim Rohingya)

 

Tak hanya dari kalangan pelajar, Euis Lisnawati, salah seorang ibu rumah tangga juga turut memberi donasi. Kondisi pengungsi Rohingya yang mengkhawatirkan membuat hati Euis tergerak untuk menyisihkan uang dapurnya.

"Saya lihat di media sosial terenyuh melihat warga muslim Rohingya, aku teh kasihan," kata Euis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com