Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Becak Buatan Bantul "Terbang" hingga Jerman dan Belanda

Kompas.com - 29/08/2017, 06:50 WIB
Markus Yuwono

Penulis

Agustine mengatakan, Becak Sinar Laut memproduksi dua jenis becak, yakni becak kayuh model besar dan model kecil. Saat ini, ada pula sedikit produksi model bentor.

Harganya bervariasi. Becak berukuran besar dijual dengan harga Rp 6,5 juta per unit, sedangkan ukuran kecil antara Rp 4-5 juta. Sementara itu, bentor dihargai Rp 9 juta. Itu pun pembeli harus membawa mesin motor sendiri.

Karya becak Sinar laut satu di antaranya dipajang di terminal kedatangan Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. Meski pesanan dalam negeri menurun, becak buatan Sinar Laut kini juga dipesan oleh pembeli dari luar negeri.

"Saat ini, becak dibeli hotel, toko dan berbagai instansi, bahkan orang luar negeri," ucapnya.

Agustine mengatakan, bengkelnya sudah menjual becak ke India, Malaysia, Jerman, dan Belanda.

"Biasanya pembeli dari luar negeri melalui guide atau perantara. Untuk Belanda, seingat saya pada sekitar tahun 2009 ada (pesanan) dua unit," katanya.

Selain itu, pada sekitar tahun 2010 lalu, dirinya pernah mendapatkan pesanan becak dari SMK Piri Yogyakarta yang bekerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi.

Becak menggunakan motor listrik dan bertenaga matahari. Pihaknya membuat 10 unit, namun hingga saat ini belum diketahui perkembangannya.

Sulitnya regenerasi

Agustine lalu curhat mengenai sulitnya regenerasi tukang yang ikut dalam pembuatan becak. Di bengkel miliknya saat ini, hanya ada 3 orang pegawai dan ditambah satu tukang kayu. Seorang di antaranya merupakan pegawai yang sudah berusia 55 tahun.

"Yang sulit membuat rangkanya, tidak semua orang bisa," ungkapnya.

Dia berharap, salah satu dari ketiga anaknya bisa meneruskan operasional bengkel pembuatan becak yang sudah turun-temurun.

"Ya ingin ada yang meneruskan,. Anak saya yang pertama sudah lulus kuliah, dan kedua, serta ketiga masih kuliah di UGM," ujarnya.

Sementara itu, di satu sudut kota Bantul, Slamet, seorang tukang becak, mengatakan, becaknya sudah berusia belasan tahun. Kini sudah tua dan setiap rusak, dia akan memperbaikinya.

Slamet mengaku, tak mampu membeli becak baru karena harganya sudah mencapai jutaan rupiah. Harga beli tak sebanding dengan penghasilan yang sehari-hari diperolehnya dari menarik becak.

"Becak baru saat ini mahal," tuturnya.

 

Kompas TV Warga Terima Paket Kebutuhan Pokok Gratis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com