Jauh dan sulitnya jalan menuju Desa Batang membuat tim relawan memilih membuat tenda dan berkemah di desa tersebut selama pembangunan PAUD. Para relawan juga membawa sendiri bahan bangunan dari luar desa.
Renovasi tidak memakan waktu lama karena tim relawan tinggal menambal sulam kerusakan gubuk tersebut.
"Anggarannya dari urunan anggota forum," kata Wahyudi.
Setelah sekolah PAUD tersedia, permasalahan belum selesai. Ketersediaan pengajar di PAUD menjadi permasalahan berikutnya. Forum Bela Negara akhirnya kembali memberikan mandat kepada dua relawannya, Marlina dan Nurhasanah untuk mengajar dan tinggal sementara di gubuk yang sudah direnovasi tersebut.
“Sejak dibuka PAUD langung mendapat siswa 20 orang,” kata Wahyudi.
Baca juga: Upacara Peringatan Kemerdekaan RI di Sebatik Pecahkan Rekor Muri
Melihat kecenderungan warga Desa Batang yang lebih mudah mengakses informasi serta kebutuhan pokok kepada Negara Malaysia, tim relawan akhirnya memberi nama PAUD tersebut bela negara.
Beberapa materi pelajaranyang diajarkan adalah pengenalan terhadap Pancasila, nama tokoh negara Indonesia serta kota-kota besar yang ada di Indonesia. Materi pelajaran tersebut diberikan untuk memupuk nasionalisme anak bangsa di wilayah yang masih terisolasi.
“Materi yang ringan seperti nama presiden, Pancasila dan nama ibu kota negara. Ini untuk menstimulus kebangsaan sejak dini,” pungkas Wahyudi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.