Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/07/2017, 07:53 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepergian Ricko Andrean Maulana (22), seorang bobotoh atau pendukung Persib Bandung menimbulkan duka mendalam bagi semua pihak.

Ricko yang lebih dikenal dengan sebutan bule merupakan korban salah sasaran oleh suporter sepakbola saat menonton pertandingan Persib melawan Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Kabupaten Bandung, Sabtu (22/7/2017) malam lalu.

Susilawati (38), kakak kedua almarhum saat ditemui TribunJabar.co.id, menceritakan kronologi kejadian yang menimpa adiknya bungsunya itu.

Peristiwa itu terjadi ketika babak pertama Persib Bandung melawan Persija Jakarta usai. Ketia itu almarhum Ricko duduk di area Tribun Utara. Merasa lapar, dia dan temannya membeli makan.

"Kata temannya waktu babak satu kan ada istirahat, banyak tukang dagang dia beli makan sama temannya. Kalau tidak salah di tribun utara kan kalau istirahat banyak tukang dagang dia beli makan sama temannya," ujar Susilawati di rumah duka, Cicadas,Cibeunying Kidul, Bandung, Kamis (27/7/2017).

Baca juga: Ricko, Bobotoh Sejati di Mata Keluarganya

Sebelum makan, Ricko yang saat itu merasa gerah memutuskan untuk membuka baju viking yang ia kenakan.

Saat sedang makan, ada keributan yang diduga The Jak dipukuli oleh oknum suporter. Tempatnya di tribun yang sama tapi di pojok atas tempat almarhum duduk.

Merasa penasaran almarhum Ricko spontan lari dan ingin melihat sumber asal keramaian tersebut.

Ketika ia menghampiri sumber keributan, target pemukulan oknum yang di duga The Jak bersembunyi di balik badannya.

Ricko yang sudah tidak mengenakan atribut Persib, justru ikut dianggap sebagai anggota The Jak dan menjadi korban emosi oknum yang tidak bertanggung jawab.

Sebelum dipukuli, almarhum Ricko sempat menunjukkan Karta Tanda Penduduk (KTP) yang berdomisili di Bandung kepada massa.

"Sebelum dipukuli dia nunjukin KTP dan bilang "aing orang Bandung, Aing orang Bandung," ujar Susilawati.

Baca juga: Polisi Sebut Ricko Dikeroyok saat Menolong Bobotoh

Namun saking banyaknya massa yang emosi, pembelaan yang ia berikan pun sia-sia. Dia dipukuli dan menjadi bulan bulanan suporter hingga akhirnya babak belur dan tak sadarkan diri.

Beberapa temannya yang sedang makan tidak tahu jika almarhum lari menuju sumber keributan. Ketika sadar ada ribut di atas barulah mereka tahu bahwa Ricko menjadi korban pemukulan.

"Iya temannya yang bareng dia enggak tahu kalau Ricko lari ke atas. Ketika terdengar suara ribut pemukulan barulah dicek. Dan beberapa ada yang manggil si bule (almarhum Ricko) diteunggeulan (dipukuli-red)," sebut Susilawati.

Saat itulah temannya berlarian membantu almarhum. Ricko yang sudah tak berdaya dibawa ke Rumah Sakit AMC Cileunyi. Kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung.

Baca juga: Bobotoh Korban Pengeroyokan Meninggal Dunia

Ricko Andrean Maulana menghembuskan nafas terakhirnya di RS Santo Yusuf Bandung, kemarin Kamis(27/7/2017) sekira pukul 10.10 WIB, usai menjalani perawatan intensif selama lima hari.

Ia di kebumikan di Tempat Pemakaman Umum Cikutra, Bandung, bersebelahan dengan makam ibu dan bapaknya, kemarin Kamis(27/7/2017) sore hari. (Tribun Jabar/Wanti Puspa)

Berita ini sudah tayang di Tribun Jabar dengan judul Kronologi Meninggalnya Bobotoh, Ricko Andrean Maulana: Nahas Menghampiri saat Baju Viking Dibuka

Kompas TV Pengurus Viking Persib Klub Imbau Bobotoh Tertib

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com