Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2017, 19:38 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Kepala Polrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, sejumlah rekaman video pengeroyokan Ricko Anderan (22) yang beredar di media sosial akan turut dianalisis guna mengungkap identitas para pelaku.

"Ada beberapa petunjuk dari olah TKP yang kita lakukan itu yang akan kita pelajari. Ada hal-hal (rekaman video) yang bisa kita jadikan bukti untuk mengungkap siapa identitas para pelakunya," kata Hendro saat ditemui seusai melayat almarhum Ricko di Jalan Tamim Abdul Sukur, Cicadas, Kamis (27/7/2017) siang.

"Setelah pemakaman ini kita berkumpul di ruangan Polrestabes Bandung untuk bersama-sama melakukan identifikasi untuk mengenali siapa pelaku yang melakukan pengeroyokan," tambah Hendro.

Baca juga: Polisi Bandung Buru Pelaku Pengeroyokan Bobotoh

Jajaran Polrestabes Bandung telah memeriksa lima saksi terkait insiden pengeroyokan Ricko. Hendro pun meminta agar jajarannya bergerak cepat untuk menangkap para pelaku.

"Saksi sudah lima orang kita periksa. Saksi sebagian dari orang GBLA (pengelola), dari anggota kita sebagian, dan dari petugas sekuriti," ucapnya.

Pemeriksaan saksi pun, kata Hendor, kemungkinan bertambah mengingat korban datang ke stadion bersama rekan-rekannya.

Selain saksi, kata Hendor, polisi juga akan memeriksa rekan Ricko karena almarhum ke Stadion GBLA tidak sendiri.

"Ada beberapa rekannya yang bersama-sama akan kita lakukan introgasi, melakukan berita acara pemeriksaan," ujarnya.

Ricko Andrean (22), suporter Persib Bandung (bobotoh) yang menjadi korban pengeroyokan oleh sesama bobotoh akhirnya meninggal dunia, Kamis (27/7/2017) sekitar pukul 10.30 WIB di Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung.

Baca juga: Bobotoh Korban Pengeroyokan Akhirnya Meninggal Dunia

Ricko menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat selama empat hari.

Ricko didagnosa oleh dokter mengalami trauma berat di kepala.

Kompas TV Bobotoh Sejak Pagi Menukar Tiket
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com