Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/07/2017, 15:43 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Ricko Andrean (22) hanya bisa tergeletak lemah di ranjang ruang Lukas Nomor 7 Rumah Sakit Santo Yusuf Bandung. Suaranya parau merintih menahan rasa sakit dari luka yang ada di sekujur tubuhnya.

Ricko merupakan salah seorang bobotoh (suporter Persib Bandung) yang jadi korban pengeroyokan salah sasaran sesama bobotoh pada laga Persib kontra Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (22/7/2017) lalu.

Gambar kondisi Ricko yang babak belur pun sempat viral di media sosial.

Baca juga: Polisi Pastikan Bobotoh Tak Akan "Sweeping" Kendaraan Plat B

Sudah dua hari pria yang bekerja di salah satu supermarket di Bandung itu kritis, hingga kini ia belum sadarkan diri. Menurut keterangan dokter, Ricko mengalami gegar otak.

Eten (25), teman korban, tak mengetahui pasti bagaimana kronologi pengeroyokan Ricko. Sebab ia tak berada di lokasi saat kejadian.

Namun dari penuturan rekan-rekannya, ucap Eten, insiden terjadi saat istirahat babak pertama pertandingan.

"Kemarin ada yang sempat cerita, Ricko itu lagi makan di tribun atas utara stadion. Kemudian ada kegaduhan (pengeroyokan) di tribun atas. Dia inisiatif ke atas karena ingin tahu. Ternyata ada orang dipukulin karena diduga Jakmania (suporter Persija). Saat Ricko mau melihat, korban yang dikeroyok itu lari ke arah dia dan bersembunyi di belakang badannya," kata Eten saat ditemui di RS Santo Yusuf, Jalan Cikutra, Senin (24/7/2017).

Lantaran dikira temannya, Ricko pun tak luput dari sasaran pengeroyokan bobotoh. Seketika, tubuh Ricko ambruk dihujani pukulan.

Eten mengatakan, Ricko sempat menunjukan kartu identitas untuk meyakinkan bahwa ia seorang bobotoh.

"(Ricko) sempat menunjukan KTP tapi tetap saja dihajar," ucap Eten.

Sandi (25), kerabat korban, mengaku baru mendapat kabar kondisi Ricko pada Minggu (23/7/2017) pagi. Ia pun tak kuasa melihat kondisi Ricko yang sangat memprihatinkan.

"Dia itu karyawan supermarket di Lucky Square Mall, dia bobotoh asal Cicadas. Dia yatim piatu. Kemarin tangannya sempat diikat dokter karena meronta terus. Dia mengigau terus, seolah dia sedang berada di stadion," tuturnya.

Sandi berharap kejadian anarkistis suporter tak lagi terulang. Dia pun tak berharap banyak pelaku bisa tertangkap.

"Kalau boleh mungkin jangan langsung main hakim sendiri, meminimalisir supaya tidak ada salah sasaran. Kalau soal pelaku saya kira susah untuk ditangkap," jelasnya.

Baca juga: "Kalau Jakmania Tidak ke Bandung, Bobotoh Juga Tidak Akan ke Jakarta"

Sekretaris RS Santo Yusuf, Agus Riadi mengatakan, Ricko tiba di RS Santo Yusuf pada Minggu (23/7/2017) pagi dengan membawa surat rujukan dari Rumah Sakit AMC Cileunyi.

"Saat datang kondisinya kurang baik. Dia gelisah, ada bekas trauma dari benda tumpul di kepala dan badan. Kalau kata orang awam gegar otak. Kondisi saat ini kita belum bisa menyimpulkan karena kita masih melakukan pemeriksaan intensif," kata Agus.

Kompas TV Pengurus Viking Persib Klub Imbau Bobotoh Tertib
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com