Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Isi Nota Pembelaan Fidelis yang Membuat Haru Pengunjung Sidang

Kompas.com - 24/07/2017, 07:12 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Mama, Tuhan akhirnya menunjukkan kuasa-Nya. Pada akhir tahun 2015, dokter berhasil memastikan penyakit yang Mama derita. Dokter mengatakan bahwa Mama menderita penyakit syringomyelia.

Menurut dokter, penyakit ini tergolong langka. Satu-satunya cara untuk mengobatinya adalah dengan operasi. Namun, kondisi Mama sudah sangat lemah. Dokter tidak mengajurkan Mama untuk menjalani operasi. Risikonya terlalu besar. Mama bisa kehilangan nyawa.

Di samping itu, peralatan dan tenaga medis yang ada, tidaklah memadai. Dokter tidak bisa berbuat banyak untuk mengobati Mama. Papa menjadi sangat sedih. Papa kemudian mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang penyakit Mama.

Salah satu informasi yang Papa dapatkan berasal dari situs Worldwide Syringomyelia and Chairi Task Force. Papa menghubungi pendirinya dan berkenalan dengannya. Namanya Beth Nguyen. Dia tinggal di Northwest Georgia, Amerika Serikat.

Dia menjelaskan seluk-beluk penyakit syringomyelia kepada Papa. Dia juga mengajarkan dan memberi panduan untuk merawat dan mengetahui perkembangan penyakit syringomyelia secara sederhana, bahkan siapa saja yang membaca panduan tersebut dapat melakukan perawatan sendiri di rumah.

Baca juga: Fidelis yang Merawat Istri dengan Ganja Jalani Sidang Perdana

Papa sebenarnya ingin memperkenalkan Beth Nguyen kepada Mama. Namun, Beth pernah menjelaskan bahwa penyakit yang telah ditemukan sejak lebih dari 200 tahun yang lalu ini belum ditemukan obatnya sampai sekarang.

Tindakan penyedotan cairan dan pemasangan shunt cateter melalui jalan operasi hanya membuat penderita merasa nyaman pada jangka waktu tertentu. Cairan itu akan datang kembali dan shunt cateternya harus diganti lagi dengan operasi.

Papa tidak ingin membuat Mama menjadi putus asa karena penyakit Mama tidak dapat disembuhkan total melalui tindakan medis. Papa pun mengurungkan niat untuk memperkenalkan Beth Nguyen kepada Mama.

Berbekal pengetahuan yang Papa dapat dari Worldwide Syringomyelia and Chairi Task Force, Papa bisa merawat dan mengetahui kondisi Mama. Kondisi Mama semakin menurun. Mama semakin sulit untuk menelan makanan, walaupun makanan Mama sudah Papa blender.

Kedua kaki Mama semakin kaku. Mama bahkan tidak bisa merasakan saat dipijit atau saat kaki Mama Papa bersihkan. Kekakuan itu bahkan sudah menjalar ke tangan kiri Mama. Tangan Mama menjadi terlipat dan tidak dapat digerakkan. Keringat di sebelah kanan tubuh Mama juga tidak berhenti.

Urin di selang kateter semakin sering membawa gumpalan berwarna putih sampai akhirnya kateter itu tersumbat. Mama pun semakin jarang Buang Air Besar (BAB), kadang hingga sampai dua minggu.

Mama semakin sulit untuk tidur. Kalaupun bisa tertidur, itu hanya sebentar sekali. Mama mudah terkejut dan terbangun. Mama selalu menolak kalau diajak bicara. Papa menjadi sangat sedih. Padahal, luka-luka di tubuh Mama terus bertambah dan semakin besar serta dalam.

Perawat yang setiap hari datang ke rumah mengobati luka Mama pun sampai kehabisan akal dan bingung karena luka-luka itu tidak kunjung sembuh.

Di dalam kegalauan, Papa terus berupaya untuk menyembuhkan Mama. Papa akhirnya menemukan artikel di sebuah web blogger yang ditulis oleh Christina Evans. Dia adalah seorang ibu dengan dua orang anak yang tinggal di Delta British Colombia, Kanada.

Sejak tahun 2013, dia telah didiagnosa menderita penyakit syringomyelia. Selama beberapa tahun, dia menderita karena syringomyelia yang dideritanya. Bahkan, obat-obatan dari dokter dengan dosis maksimum yang dikonsumsinya tidak mampu menyembuhkan penyakitnya.

Kemudian, dia beralih pada pengobatan menggunakan ekstrak ganja. Semenjak menggunakan ekstrak ganja, hidupnya kembali normal. Ia bisa mengurusi keluarga dan dapat bekerja di salah satu studio yoga.

Papa tidak percaya begitu saja. Bagaimana mungkin ganja yang selama ini dikenal sebagai perusak malah bisa menjadi obat?

Setelah Papa berhasil berkomunikasi dengan Christina Evans melalui akun Facebooknya dengan nama “Fighting Syringomyelia with Cannabis Oil”, ternyata Christina Evans menggunakan ekstrak ganja setelah mendapatkan rekomendasi dari dokter yang merawatnya.

Salah satu di antaranya adalah dari dokter di Fraser Medical Clinic di Kanada. Kandungan obat yang terdapat di dalam ekstrak ganja ini kemudian mempertemukan Papa dengan banyak ilmuwan yang telah meneliti khasiat ganja sebagai obat.

Dr. Raphael Mechoulam dari Hebrew University of Jerusalem, Israel, Dr. Vincenzo Di Marzo dari Endocannabinoid Research Group Italy, Dr. Christina Sanchez dari Compultense University di Madrid, Spanyol, Dr. Kirsten Müller-Vahl, MD dari Hannover Medical School (MHH), Jerman, Dr. Donald P. Tashkin dari University of California, Amerika Serikat, Dr Aymen I Idris, MSc, PhD dari University of Edinburgh, Inggris, dan masih banyak peneliti lain.

Mereka menjelaskan bahwa ganja memang berpotensi untuk mengobati penyakit yang sulit atau bahkan tidak bisa ditangani oleh obat-obatan medis seperti kanker, Alzheimer, epilepsi, diabetes, schizophrenia, parkinson, arthritis, asma, bahkan HIV/AIDS.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com