SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta warganya menghormati perbedaan. Menurut dia, konsep perbedaan sudah ditakdirkan bagi warga Indonesia.
"Kita ini sudah ditakdirkan berbeda, karena itu perbedaan harus disyukuri, jangan sampai karena kita beda, kita saling menjatuhkan," kata Risma saat menjadi pembicara dalam dialog pencegahan paham radikal terorisme, Kamis (15/6/2017).
Sifat saling menyayangi, lanjut dia, harus ditanamkan sejak kecil, baik antar sesama manusia, bahkan antar sesama mahluk Tuhan lainnya.
"Saya sampai sekarang kalau mau potong tumbuhan, minta maaf dulu kepada tumbuhannya. Jadi memang seperti orang gila," ungkapnya.
Menurut Risma, radikalisme dan terorisme tumbuh karena ulah kelompok yang tidak menghargai perbedaan.
"Nanti akan ada 100 guru agama yang kami rekrut, khusus untuk menyerukan perdamaian," tuturnya.
(Baca juga: Risma: Bu Mega Sudah Setuju Bukan Aku yang Maju di Pilkada Jatim)
Direktur Pencegahan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Amrizal, menuturkan, penyebaran paham radikal dan terorisme semakin mengkhawatirkan akhir-akhir ini karena mulai merambah anak SD melalui media sosial.
Karena itu, orangtua dan guru diharapkan lebih waspada terhadap pergerakan aksi radikalisme.
"Saya pernah dengar ada anak yang cerita bisa bikin bom," katanya.
Selain anak-anak, selama ini kaum muda menjadi sasaran empuk rekruitmen paham terorisme. Rata-rata pemuda berusia antara 20-35 tahun, seperti pelaku bom di Terminal Kampung Melayu beberapa waktu lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.