Hal yang sama dialami Yafi Hidayanto, remaja berusia 18 tahun asal Pujon, Kabupaten Malang. Akibat tumor otak, tinggi badannya mencapai 210 sentimeter. Namun ia sudah menjalani pengobatan di Australia dan akan kembali ke negara kanguru itu untuk menjalani pengobatan lebih lanjut.
Pengobatan ke Australia
Dokter Spesialis Anak di Rumah Sakit Umum Syaiful Anwar, DR Haryudi AC, SpA mengatakan, penyakit tumor otak jika tidak ditangani akan terus membesar dan mendesak saraf lainnya sehingga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Seperti kebutaan, tubuh semain meninggi tidak wajar dan menstruasi dini.
"Karena tumor ini kalau membesar terus mendesak," jelasnya.
Pihaknya akan berupaya untuk membawa Imam, Pradika dan Nadia ke Australia untuk menjalani pengobatan seperti yang dijalani Kiko dan Yafi. Sebab, di Rumah Sakit Umum Saiful Anwar belum ada alat terapi pancaran sinar proton untuk mendeteksi lebih spesifik tumor yang berkembang.
Untuk itu, pihaknya sudah mengajukannya ke Yayasan Children First Australia untuk menjalani perawatan di Melbourne, Australia.
"Terapi sinar proton disini belum ada. Karena spesifik untuk tumornya. Sangat fokus pada tumornya," jelasnya.
Baca juga: Derita Tumor Tulang di Kaki hingga Tak Bisa Jalan, Jaka Batal Ikut UN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.