Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Polda Sumut Ambil Alih Kasus Dugaan Pemerkosaan oleh 2 Oknum Polisi

Kompas.com - 04/05/2017, 23:22 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Polisi berprestasi

Kapolres Nias Bazawato Zebua mengatakan, kedua anggotanya telah mengakui perbuatan cabulnya. Dia mengaku tak menyangka bawahannya melakukan pelecehan seksual terhadap anak.

Padahal keduanya tergolong polisi berprestasi karena beberapa kali berhasil mengungkap kasus narkoba. 

Bazawanto mengungkapkan, saat menggerebek warnet, kedua tersangka tidak membawa surat tugas dan tidak sedang menjalankan tugas. "Mereka bertugas di satuan narkoba. Kasat mereka pun tak tahu mereka melakukan penggerebekan," imbuhnya.

Ketiga tahanan tersebut, sambung Bazawanto, saat ini ada di tahanan Polres Nias. Namun dalam waktu dekat akan dikirim ke Polda Sumut.

Sementara Honazaro Marunduri SpOg, dokter spesialis kebidanan dan kandunga dari RSUD Gunung Sitoli mengaku melakukan visum kepada korban pada 27 April 2017 dan hasilnya sudah diserahkan ke penyidik.

"Nanti dibuka di persidangan," katanya menjawab pertanyaan wartawan.

Kepala Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan Kombes Pol Wahyu Marsudi menimpali kalau tidak ada pemerkosaan. Dirinya sudah bolak-balik memeriksa tempat kejadian perkara dan meneliti secara detail semua barang bukti yang dikumpulkan penyidik Polres Nias.

"Laporannya pemerkosaan jadi kami lakukan pemeriksaan apakah ada sperma atau semen di dalam mobil yang digunakan. Penelitian kami mendetail dan berulang-ulang, tapi kami tidak menemukan cairan sperma atau semen," ujar Wahyu.

Pihaknya kemudian memeriksa pakaian DWS, juga tidak ditemukan cairan sperma atau semen. Begitu juga dengan pakaian korban berupa kaos lengan panjang oranye, celana dalam merah jambu dan celana gantung hitam, juga tidak ditemukan ada cairan sperma.

Namun pihaknya menemukan keanehan di baju korban yaitu robekan simetris berupa lubang yang tembus dari depan hingga belakang.

"Korban mengaku koyak karena bajunya ditarik dua tersangka dari depan dan belakang. Kami menduga lubang itu direkayasa korban karena bentuknya simetris, dilubangi oleh sesuatu benda bukan karena tarikan. Lobangnya simetris dan persis bentuknya," tegas Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com