Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Samitun Bertahan Hidup Puluhan Tahun Tinggal Bersama Kambing

Kompas.com - 23/04/2017, 07:24 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

Kompas TV Di tempat inilah, nenek Turiah, warga Jalan Emen Slamet, Majalengka, Jawa Barat, tinggal seorang diri di gubuk bekas kandang ayam.

Kambingnya dibiarkan lepas di dalam rumah, hingga kotoran berserakan di mana-mana. Bahkan, ranjang bambu tempat tidurnya juga dipenuhi kotoran kambing.

Tak ada perabot rumah tangga selain lemari kayu yang sudah lapuk dan dua bekas kandang ayam. Di dalam rumahnya juga tidak ada lemari pakaian. Bajunya ia simpan di dalam karung bekas.

Sebelum memiliki tiga ekor kambing sekarang, Samitun dulu sebelumnya sering dititipi warga untuk memelihara kambing. Setelah kambing titipan itu beranak, Samitun mendapatkan jatah anakan untuk dipeliharanya sendiri.

Untuk bertahan hidup, Samitun mengandalkan tenaganya. Selain mencari rumput, ia mengumpulkan ranting kayu di hutan untuk dijual kepada tetangga yang membutuhkan.

"Harganya hanya Rp 10.000 per ikat," kata Samitun.

Tak hanya itu, ia juga mengumpulkan srintil (kotoran kambing) yang sudah mengering untuk dijual kepada petani tembakau di wilayah Kecamatan Badegan. Srintil kering dijadikan pupuk bagi petani tembakau.

"Harganya satu karung berukuran 20 kilogram hanya Rp 10.000 saja," ujar Samitun.

Tidak ingin merepotkan orang lain

Samitun mengaku banyak saudara dan tetangganya yang menawarinya untuk pindah dan hidup bersama mereka. Namun, ia menolak karena tidak ingin merepotkan orang lain. Ia lebih memilih hidup sendiri meski serba pas-pasan. Ia pun tak pernah meminta-minta kepada orang lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Sepanjang hayat dan fisiknya kuat, nenek Samitun terus bekerja dengan mencari kayu dan memelihara kambing untuk memutar roda kehidupannya. Kegigihan dan keuletannya bekerja meski hidup serba pas-pasan menjadikan nenek Samitun jarang sakit. Ia pun tak pernah mengeluh. Ia selalu bersyukur karena masih diberi umur panjang dan kesehatan.

"Kalau sakit paling hanya pusing saja," kata Samitun.

Sementara itu, keponakannya, Misiran (49) yang tinggal berdekatan dengan Samitun mengakui kakak kandung ibunya itu seorang pekerja keras, ulet dan pantang menyerah. Tak hanya itu, Samitun juga tak pernah menggantungkan dan meminta bantuan kepada orang lain selama hidup sendiri.

"Beliau itu seorang pekerja keras sejak masih muda sampai sekarang," kata Misiran.

Menurut Misiran, keluarganya berulang kali menawari agar Samitun mau tinggal serumah dengan ibunya, istri dan anaknya. Namun Samitun lebih memilih hidup bersama kambing-kambing peliharannya. Namun saat sakit, Samitun baru mau tinggal dengan keluarganya.

"Kalau sudah sehat, Mbah Samitun kembali lagi dengan aktifitas dan memilih tinggal bersama kambingnya," kata Misiran.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com