Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Hazton dan Ekspor Beras Kalimantan Barat

Kompas.com - 05/02/2017, 08:32 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Persiapan ekspor beras

Kepala Unit Perbanyakan Benih Tanaman Pangan dan Holtikulutra, Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Barat, Anton Kamaruddin mengatakan bahwa Kabupaten Sambas merupakan salah satu wilayah yang mendapat alokasi program mencapai 5.000 hektar yang dipersiapkan untuk ekspor beras ke Malaysia.

Anton merupakan salah satu penemu teknologi ini bersama Kepala Dinas Pertanian TPH, Hazairin, sehingga teknologi tersebut dinamakan hazton yang disingkat dari nama keduanya.

“Kalau tidak ada halangan, bulan Oktober nanti kita akan launching perdana ekspor beras premium ke Malaysia oleh presiden Joko Widodo, bertepatan dengan hari pangan sedunia di yang dipusatkan di Entikong, Kabupaten Sanggau,” ujarnya.

Terkait masalah ekspor tersebut, jelas Anton, apabila dibandingkan dengan negara Thailand atau Vietnam untuk kualitas beras biasa, Indonesia masih kalah.

Namun, dari segi produktivitas, Indonesia jauh lebih diunggul dibandingkan Australia atau Amerika.

“Australia saja hanya 8 ton, Amerika itu hanya sekitar 6 ton per hektar. Sedangkan kita di Sambas ini, ada yang mencapai 10,2 ton, bahkan ada yang 12 ton,” ujarnya.

Saat ini, di Indonesia sudah 24 provinsi yang menerapkan teknologi hazton untuk budidaya padi.

Berdasarkan laporan yang ia terima, tren awal peningkatan produktivitas di tingkat petani biasanya dari 3 ton akan naik menjadi 8 ton per hektar.

Hal tersebut menurutnya karena petani masih ragu dalam menerapkan teknologi ini, lantaran dalam penerapannya diluar kebiasaan bertani pada umumnya.

“Namun kami tegaskan kepada para petani, bahwa ini adalah proses. Dari awal yang hanya 3 ton, menjadi 8 ton, bahkan sudah ada yang mencapai 12,5 ton, asal diterapkan sesuai dengan SOP nya,” jelasnya.

Mendorong Pemerintah Pusat

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI asal dapil Kalimantan Barat, Daniel Johan mengatakan, sangat mungkin bagi Kabupaten Sambas untuk mengekspor beras ke Malaysia.

Secara keseluruhan hingga tahun 2016, Kabupaten Sambas mendapat alokasi 10.000 hektar untuk program budidaya hazton ini.

“Sambas ini ada 10.000 hektar, kalau kita rata-rata saja setiap hektar ada peningkatan produksi sebanyak 4 ton, berarti dalam satu masa panen itu ada surplus atau bonus produksi sebesar 40.000 ton. itu baru satu masa tanam,” tutur Daniel.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com