Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Hazton dan Ekspor Beras Kalimantan Barat

Kompas.com - 05/02/2017, 08:32 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Kompas TV Teknologi Padi Ini Berhasil Optimalkan Pertanian

Secara umum, di Kalimantan Barat dialokasikan lahan seluas 60.000 hektar, dan jika dalam satu masa tanam rata-rata peningkatan 4 ton per hektar, hasil produksi bisa mencapai 240.000 ton.

“Itu belum dihitung jumlah yang normal nya lho ya, masih hitung bonus produksinya. Jadi sangat memungkinkan untuk di ekspor,” ujarnya.

Teknologi ini, jelas Daniel, sebenarnya sudah ada sejak belasan tahun yang lalu, namun tidak pernah diperhatikan.

Daniel mengaku sejak dilantik menjadi anggota DPR dan mendengar tentang teknologi hazton, serta melihat hasil percontohannya, ia mendorong pemerintah pusat untuk mengembangkannya.

“Saya dorong pemerintah pusat, dari pelan sampai keras, sampai keras banget kepada menteri dengan argumen ini itu, dan tahun pertama hanya mendapat 2.000 hektar untuk percontohan hazton,” ujar dia.

(Baca: Kalbar Akan Ekspor Beras Kualitas Premium ke Malaysia)

Meski mendapat alokasi dari kementerian, saat itu belum mendapat persetujuan dari Litbang. Ia kemudian mendorong terus agar pengembangan teknologi ini masuk ke Litbang.

“Dan dari Litbang pun akhirnya hasilnya baik, sehingga pada saat ini bisa mengalokasikan sebanyak 60.000 hektar khusus untuk di Kalimantan Barat saja,” ujarnya.

Terkait dengan jumlah alokasi di seluruh Indonesia, menurutnya pemerintah pusat saat ini masih malu-malu mengakui teknologi hazton.

“Pemerintah masih malu-malu mengakui, dan menganggap masih percontohan dulu di Kalimantan Barat, sehingga masih terus kita dorong untuk mengakomodasi di Indonesia,” paparnya.

Daniel menambahkan, apabila hasil produktivitas panen dalam dua hingga tiga tahun ke depan tetap konsisten dengan yang sekarang dan semakin baik, menurutnya pemerintah juga tidak akan menutup mata.

“Kalau konsisten dan semakin baik, pemerintah juga tidak akan menutup mata bahwa itu akan menjadi program nasional,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com