3. Beli cabai campuran sampai cuma beli kulit cabai
Sejumlah pengusaha katering di Semarang ikut memutar otak untuk menyiasati harga cabai yang melonjak tinggi.
Kristiono (53), pengusaha rumah makan dan katering Annisa, Pudak Payung, Kota Semarang, mengaku, sejak harga cabai naik, dia mengakalinya dengan tidak membeli cabai secara kiloan, tetapi secara campuran.
"Harga cabai campuran sama, Rp 100.000. Tetapi saya bisa mendapat cabai berbagai macam, ada cabai merah, cabai hijau, cabai 'setan'," kata Kristiono.
Beda lagi dengan siasat Production Planning and Inventory Control (PPIC) Berkah Merah Putih Catering, Diana Mayasari (34). Dia mengaku, kenaikan harga cabai membuat kateringnya harus melakukan diversifikasi menu.
"Sambalnya di-mix, jadi sambel terong, sambal teri. Cabainya juga di-mix," ungkap Diana.
(Baca selengkapnya: Siasat Pengusaha Katering pada Saat Harga Cabai Melejit)
Sementara itu, karena harga cabai yang melambung tinggi, kulit cabai yang sudah diambil bijinya kini semakin diminati pembeli di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Umayah (48), pedagang cabai di Pasar Rejowinangun, menuturkan, belakangan ini banyak konsumen yang memilih untuk membeli kulit cabai, terutama cabai rawit merah, untuk kebutuhan sehari-hari. Biasanya konsumen berasal dari kalangan rumah tangga dan pedagang makanan.
"Dibanding cabai utuh, harga kulit cabai lebih murah sekitar Rp 40.000 per kilogram. Kalau cabai utuh saat ini Rp 80.000 - Rp 90.000 per kilogram," kata Umayah, Rabu (11/1/2017).
Umayah menjelaskan, kulit cabai yang dijualnya diambil dari para petani yang biasanya hanya memanfaatkan biji cabai untuk pembibitan. Menurut dia, kulit cabai rawit merah memang tidak terlalu pedas jika dibanding cabai utuh. Namun tetap lebih pedas dibanding cabai rawit hijau.
"Biasanya buat campuran membuat sambal dan saus," katanya.
(Baca selengkapnya: Harga Cabai Mahal, Kulit Cabai Pun Makin Diminati)