Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Terakhir Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 05/12/2016, 18:39 WIB

Penulis

Walhasil, meski kondisi mentalnya masih dalam pemulihan, mereka mampu menghasilkan beragam kerajinan tangan, seperti keset, taplak meja, vas bunga, dan bros. Karya penghuni Liponsos ini bagus dan rapi layaknya kerajinan hasil orang normal.

Dua pembimbing, yakni pasangan Supadi dan Wiwit Manfaati, pelaku usaha kerajinan eceng gondok, sejak 2012 telaten melatih penderita psikotik itu. "Butuh kesabaran yang luar biasa karena diajak ngomong saja sering tidak nyambung," kata Wiwit yang setiap hari membimbing penghuni hingga petang hari.

Supadi mengatakan, mereka yang boleh mengikuti pelatihan kerajinan tangan adalah penghuni dengan kondisi kejiwaan stabil. "Minimal bisa diajak bicara dan nyambung," ujarnya.

Supadi dan istrinya sering menjumpai penghuni yang kambuh. Kondisi ini dihadapi Supadi dan Wiwit dengan sabar dan telaten. "Kalau sudah begitu (kambuh), ya kami sarankan untuk berhenti dulu dan kembali ke ruangan mereka," ujarnya

Kini produk yang dihasilkan penghuni Liponsos layak dijual di sejumlah sentra PKL milik pemkot. Selain itu, hasil karya penghuni Liponsos juga acap kali dibeli tamu yang berkunjung ke sana. Hasil penjualan kerajinan tangan selama ini Rp 24,4 juta. Uang itu dipakai untuk rekreasi dan makan bersama peserta pelatihan. "Mereka kalau diajak jalan-jalan senang," tuturnya.

Liponsos akan menjadi rumah terakhir bagi penghuninya, yang umumnya hasil dari razia di jalanan Kota Surabaya. Berkat adanya Liponsos yang terus bertambah penghuninya dari daerah lain, Kota Surabaya benar-benar bebas dari berseliwerannya penderita gangguan kejiawaan.

Seperti kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, semua staf di lingkungan Pemkot Surabaya pasti segera "mengamankan" pengemis, penderita gangguan jiwa, dan anak jalanan ke Liponsos. Memang berat mengurus kelompok ini, tak hanya menguras tenaga, tetapi juga anggaran. Bagaimanapun mereka harus diperhatikan, bukan disingkirkan begitu saja.
(Agnes Swetta Pandia/Ryan Rinaldy)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Desember 2016, di halaman 25 dengan judul "Rumah Terakhir Penderita Gangguan Jiwa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com