Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

50 Persen Wilayah Yogyakarta dan Sleman Terancam Krisis Air

Kompas.com - 02/09/2016, 14:47 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Hasil analisis data bor di Kota Yogyakarta menunjukkan pada wilayah Kota Yogyakarta tidak ditemukan lapisan yang betul-betul kedap air atau lapisan semi kedap air.

Lapisan lempung ada yang bercampur dengan pasir sehingga tidak kedap air. Hal itu berpengaruh terhadap air tanah dangkal atau sumur-sumur warga di atasnya. Sumur di sekitar hotel menyusut dan ada yang mengering.

"Kondisi ini juga berpengaruh terhadap penurunan air tanah secara global," kata Iwan.

Untuk mengurangi dan mencegah penurunan air tanah, lanjutnya, maka perlu diterapkan konsep “Zero Run Off”. Implementasi konsep ini dapat dilakukan dengan  pembuatan sumur, embung, serta tempat penampungan air hujan.

"Pembuatan resapan sebaiknya dilakukan ditingkat keluarga, institusi pemerintah, maupun perusahaan dan industri," tuturnya.

Khusus untuk hotel pembuatan sumur resapan seyogianya hingga kedalaman yang sama dengan kedalaman pengambilan air tanah. 

“Ke depan perlu dibuat aturan, hotel berkewajiban membuat sumur resapan lebih dari 40 meter  atau sedalam air yang diambil,” ujarnya. 

Selain itu, mengurangi penurunan air tanah bisa ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas PDAM dengan menggunakan sumber air dari sungai, bukan mengambil dari mata air pegunungan. Air ini bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan mencuci dan mandi.

"Di Semarang sudah melakukan cara ini dengan menggunakan air Sungai Garang,” ucapnya.

Upaya lainya adalah dengan menahan laju konversi lahan terbuka, terutama yang berada di daerah resapan air, yaitu Sleman. Selain itu, menumbuhkan kesadaran di masyarakat untuk hemat air.

"Masyarakat bisa berkontribusi mencegah penurunan air tanah melalui gerakan hemat air dan memanfaatkan atau menampung air hujan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com