Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ganjar Pranowo
Gubernur Jateng

Gubernur Jawa Tengah

Meruwat Rambut Gembel, Menata Pariwisata Jateng

Kompas.com - 14/08/2016, 08:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Ya, begitu saya melangkah menuju arah keluar, puluhan bahkan ratusan warga menyerbu. Semuanya mengangkat "senjatanya" masing-masing. Ya sudah, seperti judul filmnya Warkop, Maju Kena Mundur Kena, akhirnya saya diam saja di tengah, dirubung.

Sembari memasang senyum dan wajah semanis mungkin, saya melayani swafoto itu dengan bertanya asal mereka. Rupanya banyak yang berasal dari luar Jateng. Jakarta ada, Surabaya ada, Sumatera ada, Kalimantan, Bali dan sebagainya. Ketika arak-arakan sebelum prosesi tadi, saya juga melihat banyak juga wisatawan mancanegara.

Melihat antusiasme mereka, saya bahagia. Festival Budaya Dieng ini event bagus sekali. Tahun ini memasuki penyelenggaraan ketujuh. Semuanya dikelola masyarakat lho, bukan pemerintah. Penyelenggaranya Pokdarwis Dieng Pandawa. Dari sebuah acara budaya kampung, menjadi event berkelas Internasional. Luar biasa.

Panitia tahun ini menyetok 3.500 tiket. Seluruhnya sold out sebulan sebelum acara. Semua homestay juga sudah habis dipesan sejak lama.

Maka dapat dipastikan, selama tiga hari 5-7 Agustus, jalan-jalan di sekitar Dieng penuh wisatawan. Beruntungnya, Dieng tidak hanya menjual DCF, tapi banyak obyek wisata yang menarik dikunjungi di hari biasa. Dari Kompleks Candi Arjuna, Telaga Warna, Telaga Dringo, Bukit Sikunir, Gunung Pangonan, Sumur Jalatunda, hingga Kawah Sikidang, Sileri, dan Candradimuka.

Artinya apa, potensinya luar biasa. Kawasan wisata Dieng ini terbagi dua. Dieng Kulon masuk Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Dieng Wetan masuk Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Meski acara inti DCF diselenggarakan di Dieng Kulon, tapi efek ekonominya meluas ke dua kabupaten. Jelas butuh sinergi yang baik antarpemerintah daerah.

Di sisi lain, seperti saya bilang di awal, perilaku wisata masyarakat harus ditingkatkan. Kemarin itu, seperti tahun-tahun sebelumnya, saya masih mendengar pengelolaan sampah yang belum baik.

Tidak cuma perlu manajemen sampah dari panitia dan warga Dieng. Juga wisatawan lokal yang kemarin memadati DCF harus sadar dan ikut memiliki Dieng. Mari kita jaga bersama.

Pelaku wisata, baik pemilik homestay, penjual makanan, merchandise, dan pengelola objek wisata jangan suka ngepruk. Jangan sampai bikin wisatawan kapok ke Dieng hanya gara-gara warganya menggunakan aji mumpung. Mumpung ada orang Jakarta kena tarif mahal, mumpung ada bule lalu diapusi (dibohongi, red). Jangan!

Dieng dan kawasan wisata lain di Jawa Tengah akan menjadi basis ekonomi kreatif luar biasa jika dikelola dengan baik. Ini hanya mungkin terjadi jika pelaku wisata sadar dan berusaha meng-upgrade kebiasaan atau kultur yang tidak baik.

Di samping berkreasi membuat kerajinan, mengembangkan kuliner dan oleh-oleh, juga mempelajari cara menjual yang baik. Targetnya, bukan hanya penjualan, tapi kepuasan pengunjung.

Nah, tugas saya, tugas pemerintah, membantu dari sisi infrastruktur dan promosi. Saya sudah memulai dengan mereview kawasan Dieng, membuka jalur dari Batang.

Untuk Karimunjawa, syukur alhamdulillah sekarang sudah ada pembangkit untuk listrik 24 jam. Borobudur kita tata dan promosi gencar di luar negeri. Kemudian Kebun Raya Baturraden kita poles, Kota Lama Semarang kita buat lebih tertata dan banyak kegiatan.

Kita akan perbaiki juga infrastruktur kawasan Sangiran, Gedongsongo di Bandungan, serta wisata di sepanjang pantai utara dan selatan.

Harapan saya, perekonomian masyarakat bisa tumbuh pesat dari efek berantai pengembangan kawasan wisata. Saat ini pertumbuhan ekonomi Jateng sudah menapai 5,7 persen, lebih tinggi dari Nasional yang 5,1 persen. Dengan dukungan masyarakat, saya yakin Jateng akan gayeng, sejahtera dan bermartabat.

Salam...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com