Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ganjar Pranowo
Gubernur Jateng

Gubernur Jawa Tengah

Meruwat Rambut Gembel, Menata Pariwisata Jateng

Kompas.com - 14/08/2016, 08:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Pagi harinya ketika bangun, teman-teman sudah berkumpul. Ada teman-teman panitia dan dari kementerian pariwisata. Termasuk Mas Alif Faozi, pemilik Acacia Homestay.

Anak muda ini luar biasa betul. Mas Alif ini berhasil membawa Acacia menjuarai ASEAN Homestay Award 2016-2018 yang diselenggarakan ASEAN Tourism Forum (ATF) di Manila, Filipina, awal Januari 2016 kemarin.

Dia juga sudah beberapa tahun menjadi ketua panitia DCF. Berulangkali saya mengucapkan terima kasih atas dedikasinya mengembangkan pariwisata Dieng.

Pada tulisan ini saya ulangi lagi. Tidak hanya satu terima kasih, tapi dua. Sebab, kemarin saya juga diberi kejutan oleh Mas Alif. Saya diberi sebilah keris dari kayu tesek.

Saya diceritani macam-macam. Katanya kayu ini disebut juga Kayu Sulaiman, berciri keras dan langka. Kayu ini tumbuh di lereng Gunung Merapi. Katanya sih bertuah, berguna untuk memancarkan energi postif, kewibawaan dan lain-lain.

Saya yang tidak terlalu paham hal-hal yang begitu hanya mengangguk-angguk saja. Yang saya percaya, setiap niat baik harus diterima dengan baik. Maturnuwun Mas Alif, maturnuwun.

Pagi itu saya didandani mengenakan beskap lengkap dengan blangkon. Kami bersiap di Pendopo Soeharto-Whitlam yang berada di Kompleks Candi Arjuna. Dari situlah arak-arakan kirab budaya menuju candi untuk prosesi ruwat rambut gembel.

Sampai lokasi ternyata masyarakat sudah berkumpul luar biasa banyak. Tapi yang membuat saya lebih terkejut adalah para wartawan. Mereka sudah kemruyuk begitu rupa, menempatkan diri pada posisi sestrategis mungkin agar dapat angle gambar sebaik mungkin. Ada yang berdiri, jongkok, bahkan ada yang tiduran. Heroik sekali.

Ini memang prosesi pemotongan rambut gimbal saya yang pertama. Maka setiap momen saya nikmati betul. Menjelang lokasi pemotongan, ada seorang anak gimbal yang kendel (berani, red). Saya gendong dia, saya tanya-tanya mau hadiah apa. Dia bilang minta sepeda mini dan buah durian lima. Saya tertawa.

Memang aneh-aneh permintaan anak-anak usia 5-7 tahun yang sejak lahir berambut gimbal ini. Repotnya, apa pun permintaan itu, harus dituruti. Karena kalau tidak, rambut yang sudah dipotong itu akan tumbuh menggimbal lagi.

Sepeda dan durian masih masuk diakal lah ya. Begitu juga yang minta boneka warna pink, baju ala putri-putrian, atau sepeda motor trail kecil. Tapi yang saya tidak pernah bayangkan ada yang minta hadiah kucing, sapi, dan rambut wig kruel-kruel.

Tapi permintaan mereka tidak lebih absurd dari dua anak ini. Satunya minta ketika prosesi pemotongan didampingi penari lengger perempuan dua orang. Satunya lagi minta hadiah karet gelang lima biji. Takjub saya!

Terdorong penasaran, saya bertanya pada orang-orang tua di sana perihal asal muasal permintaan anak-anak itu. Rupanya, mereka terpengaruh lingkungan di mana mereka tumbuh. Misalnya anak yang minta sapi itu. Ternyata dia punya tetangga yang punya banyak sapi. Anak yang minta rambut wig itu ibunya kapster salon.

Anak yang minta motor trail mini berasal dari Depok. Dia satu-satunya peserta yang bukan dari Dieng dan katanya juga bukan keturunan orang Dieng. Tapi rambutnya menggimbal sejak lahir. Basis lingkungannya yang perkotaan (mungkin bapaknya termasuk pemghobi trabas) itulah yang memicu impiannya memiliki motor trail.

Sayangnya saya lupa bertanya ihwal anak yang minta penari lengger dan karet gelang lima biji itu. Kira-kira apa yang dia bayangkan sehingga muncul ide seimajinatif itu.

Ini menarik sebab sekali lagi menjadi bukti bagaimana lingkungan sekitar membentuk pribadi dan karakter anak. Saya, dan juga Anda para orang tua atau calon orang tua, mau tidak mau harus aware terhadap hal ini.

***

Usai pemotongan rambut gimbal, saya harus menjalani prosesi satu lagi. Selfie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com