Aditya Pradana (35), salah seorang pengunjung asal Kota Semarang, mengaku mengetahui kegiatan ini dari baliho di pinggir jalan. Karena kurangnya informasi, dirinya lantas mencoba menggali informasi melalui media massa, tetapi tidak dijumpai.
"Satu-satunya informai tersaji disebuah akun Facebook, itu pun bukan akun resmi milik Pemkab Semarang," katanya.
Begitu pula saat mendatangi pembukaan festival ini, pria yang akrab dipanggil Dito ini menilai bahwa rangkaian kegiatan dalam festival tersebut kurang tersosialisasi kepada publik dengan baik.
Lomba perahu hias, misalnya, ternyata sudah berlangsung saat larug sesaji yang diklaim sebagai pembukaan.
"Katanya ada lomba kesenian tradisional khas Kabupaten Semarang, kapan jam berapa tidak tersosialisasi," ujarnya.
Ia sangat menyayangkan agenda budaya yang menarik seperti ini minim sosialisasi. Padahal jika dikemas dengan bagus akan mampu menambah daya pikat wisatawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.