Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penganut Agama Leluhur Batak yang Terasing di Negeri Sendiri

Kompas.com - 24/05/2016, 08:19 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

 

"Pesta Rakyat ini tujuannya menjadi wadah silaturrahmi antar masyarakat, antar warga, dan antara masyarakat dengan pengurus pemerintahan Kota Medan. Seni tradisi dan budaya yang akan ditampilkan nanti tidak saja menjadi hiburan tapi menjadi simbol keberagaman yang membuat satu, jangan ada lagi perbedaan. Ini juga akan menjadi momen dideklarasikannya Kota Medan sebagai kota inklusi," kata Ira sambil mengajak semua pihak untuk datang ke acara ini.

Namun mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Inklusi bukan pekerjaan mudah, tidak semua pihak, khususnya para pengambil keputusan dan kebijakan mendukung. Pemerintah Kota Medan menurut ASB belum menunjukkan sikap membuka tangan lebar-lebar untuk bersama-sama mewujudkan kota inklusi tersebut.

"Sekda Kota Medan saja masih bertanya dan tidak tahu ada komunitas penganut agama leluhur di Kota Medan. Kami menilai Pemkot Medan belum punya keinginan untuk mewujudkan kota inklusi ini. Begitu juga dengan sikap camat dan lurah tempat kaum marjinal itu berada. Kita lihatlah, apakah datang nanti wali kota medan membuka acara pesta rakyat itu," ucap perempuan berambut keriting itu dengan suara tertahan.

Wali Kota Medan Djulmi Eldin yang coba dikonfirmasi lewat telepon selulernya tidak menjawab panggilan masuk dan tidak membalas pesan singkat yang dikirim Kompas.com. Usaha kembali dicoba dengan menghubungi Kabag Humas Pemkot Medan, Budi Hariono. Budi mengaku belum mendengar bakal ada acara pesta rakyat itu. Budi lalu mengarahkan untuk menghubungi bagian Protokol Pemkot Medan, Andika.

"Siapa tahu undangannya sudah masuk di situ. Saya belum ada dengar soalnya. Protokol yang paling tahu," kata Budi.

Hingga berita ini diturunkan, Andika yang dihubungi juga tidak menjawab panggilan masuk dan membalas pesan di WhatsApp, begitu juga dengan Camat Medan Denai Hendra Asmilah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com