Kondisi itu malah menjadi motivasi sepasang suami istri tersebut untuk mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik.
Warga Dusun Candi, Desa Sidomulyo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, itu kini sukses berbisnis kerajinan boneka.
Berkat kesuksesan keduanya, kampung tempat tinggal pasutri itu sekarang mendapat julukan sebagai kampung boneka.
Suratinah dan Sukaryo sendiri tidak pernah menyangka dengan hasil yang diraihnya saat ini. Terlebih lagi, mengingat keduanya sama-sama berasal dari keluarga miskin.
Jangankan untuk menyelesaikan sekolah, untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan.
"Kami ini hanya lulusan SD. Lulus (sekolah) saya belum bisa membaca, tapi harus bekerja di pabrik boneka di Bandung untuk membantu keluarga," ujar Tien, panggilan akrab Suratinah, kepada Kompas.com, Jumat (12/2/2016).
Di pabrik itu, Suratinah bertemu dengan Sukaryo yang kini menjadi pasangan hidupnya. Mereka bekerja di sana tidak lama.
Pada 1997, perusahaan boneka itu gulung tikar dan keduanya kehilangan pekerjaan. Demi menghidupi keluarga, mereka mulai membuka usaha kerajinan boneka dengan bekal ilmu yang mereka dapat saat masih bekerja di pabrik.
Modal awal yang mereka gunakan hanya Rp 5 juta yang adalah uang tabungan keduanya.
"Awalnya kami bikin sedikit, lalu kami berjalan dari kampung-kampung di Magelang untuk menjajakan boneka," kenang Tien.
"Hasilnya tidak seberapa, bahkan dulu keuntungan habis buat beli makan dan minum di jalan," kata Tien tersenyum.
Lambat laun, dengan penuh ketekunan, usaha pasangan yang sudah dikaruniai dua putri itu berkembang dengan baik.
Konsumen mulai menyukai boneka karya keduanya karena memiliki kualitas yang bagus dengan harga terjangkau.
Alhasil, pesanan boneka semakin banyak. Mereka lalu mempekerjakan warga sekitar untuk ikut membantu memproduksi boneka.