Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Pekerja Seks yang Kini Banting Harga di Kawasan Gunung Botak

Kompas.com - 16/11/2015, 14:06 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

Perempuan berambut pirang ini mengaku setiap hari mampu mengumpul uang hingga jutaan rupiah.

Dari uang yang diperolehnya itu, WS mengaku  tak lupa menyisihkannya untuk dikirim kepada keluarganya. ”Setiap bulan saya kirim ke keluarga, di sini mereka tahunya saya berjualan,” kata dia.

Kini setelah Gunung Botak resmi ditutup, WS dan teman-temannya harus gigit jari karena pekerjaan mereka sebagai PSK terancam tak berjalan lagi seperti biasa.

Apalagi, banyak petambang yang telah angkat kaki dari kawasan tersebut.

IR, salah seorang PSK lainnya menuturkan sejak sosialisasi penutupan Gunung Botak dilakukan Pemerintah Daerah dan aparat setempat dilakukan, penghasilan yang mereka peroleh mulai menurun.

Puncaknya setelah Gunung Botak resmi ditutup pada Sabtu pekan lalu. “Saya hanya dapat satu pelanggan saja, padahal selama ini lumayan banyak tamu yang sering menghubungi saya,” kata IR.

Dia mengaku, selain petambang, banyak dia antara tamunya juga adalah aparat, bahkan ada pejabat daerah. Dengan aparat ataupun pejabat, dia mengaku selalu mengambil tempat kencan di hotel.

"Harganya pun kadang diberi lebih, enaknya itu di situ,” kata dia sambil tersenyum.

Namun kini dia mengaku penghasilan yang diperolehnya turun drastis, pascaaparat gabungan menutup Gunung Botak.

Dia bahkan harus menurunkan harga sewa hingga di bawah standar, agar tetap mendapatkan uang.

“Saya tidak tahu yang lain tapi kita beberapa teman sudah menurunkan harga hingga Rp 300 ribu saat ini,” beber ungkap dia.

IR telah berada di Gunung Botak sejak kawasan tambang itu dibuka. Kini setelah ditutup dia mengaku akan meninggalkan kawasan tersebut untuk kembali ke kampung halamannya.

”Mau bagaimana lagi? Ya terpaksa pulang saja dulu,” kata dia tanpa menyebut daerah asalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com