Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bayu, Mahasiswa Informatika yang Jadi Tukang Sol Sepatu demi Biayai Kuliah

Kompas.com - 14/09/2015, 07:00 WIB

Oleh karena itu, pekerjaan menjahit sepatu dan sandal yang dinilai Bayu sebagai perkerjaan mulia tetap dilakoni tanpa rasa malu sedikit pun. Dia mengatakan, bekerja sebagai tukang jahit sepatu tak membuatnya rendah diri.

"Yang penting halal, kok," ungkapnya.

Banyak pelanggannya justru berasal dari teman-teman sekolahnya dulu dan rekan-rekan mahasiswa di kampusnya. Para dosen yang mengajarnya di Unisla dan guru-guru juga menjadi pelanggannya.

Meski dipercaya, Bayu tetap konsisten memasang tarif bagi pelanggannya. Bayu tetap mengenakan tarif yang sama, baik kepada dosen, teman-temannya, maupun masyarakat umum.

"Harganya sama dan pukul rata dengan orang lain yang menjahitkan. Dosen, guru, teman sendiri, ongkos jahitnya sama," tutur Bayu.

Ongkos jahitnya hanya disesuikan pada besar kecilnya ukuran sepatu dan kondisinya.

"Ongkosnya Rp 5.000 hingga Rp 15.000 per pasang," katanya.

Pagi kerja, siang kuliah

Setiap hari, Bayu menerima 10 hingga 15 pasang sepatu sandal. Pelanggan yang ingin datang menjahitkan alas kakinya di atas pukul 13.00 WIB pasti tidak akan bisa bertemu Bayu. Pasalnya, pada jam itu, dia harus berhenti kerja. Pada jam itu, Bayu tengah bersiap untuk masuk kuliah di Unisla Lamongan hingga sore hari.

"Jam satu tutup, pulang shalat, makan siang, dan persiapan berangkat kuliah," ungkapnya.

Banyak pelanggan yang kecewa karena Bayu hanya "praktik" setengah hari. Namun, dia mengaku masih mengutamakan waktu untuk menuntut ilmu. Bayu menargetkan bahwa dirinya harus lulus tepat waktu.

Apa akan tetap menekuni pekerjaan sebagai tukang jahit sepatu seusai lulus kuliah nanti?

"Inginnya nanti mencari kerja yang lebih baik lagi," ungkapnya.

Namun, dia berharap bisa mempertahankan juga usaha jahit sepatunya sambil mempekerjakan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com