"Soekarno sejak mahasiswa sering makan di sini. Ia memiliki kesukaan sepiring nasi dengan sate ayam, gulai kambing, es teh manis, dan pisang ambon. Kalau lagi punya duit, dia bayar. Kalau enggak, besok baru datang lagi sambil bayar yang kemarin," ujar pemilik Rumah Makan (RM) Madrawi, Padlie Badjuri, dalam buku bertajuk Warna-Warni KAA 1955 yang akan dibagikan kepada para delegasi.
Pertemanannya dengan Soekarno pun terus berlanjut. Bahkan saat KAA 1955, Soekarno-lah yang menyarankan sate dan gulai RM Madrawi jadi menu sajian bagi delegasi KAA. Sate ayam dan kambing yang disajikan tidak menggunakan tusuk sate bambu, tetapi stainless agar kehangatannya tetap terjaga. Makanan tersebut dikirim sehari dua kali ke Gedung Pakuan.
Selain untuk keperluan di Pakuan, banyak delegasi KAA yang makan di RM Madrawi. Suatu hari, sempat terjadi kejadian unik saat Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru datang ke RM Madrawi. Saat itu, ia bersama beberapa orang lainnya memesan sate kambing dan nasi rames.
Sebelum pesanan datang, para pelayan seperti biasa meletakkan kobokan untuk mencuci tangan. Tanpa disangka, kobokan cuci tangan tersebut diminum oleh Nehru.
"Untung baru sedikit. Saya langsung cegah," ujarnya.
Nehru sendiri menyambut kejadian tersebut dengan tertawa. Namun, setelah peristiwa tersebut, Padlie mengawasi kegiatan di meja itu karena khawatir kejadian konyol tersebut terulang.
Kejadian unik lainnya adalah saat Madrawi didatangi delegasi negara lain. Begitu sate datang, mereka tidak langsung menyantapnya. Mereka memegang tusuk sate, mengacungkannya, dan memperhatikan dengan detail. Setelah itu, mereka saling melempar senyum.
"Mungkin baru kali ini mereka makan sate," imbuhnya.
Selama KAA berlangsung, Padlie memberikan pelayanan terbaik, walaupun saat itu ia tidak menerima uang muka. Waktu itu, ia mendapat pesanan khusus dari Ali Sastroamidjojo selaku panitia KAA.
Dalam pertemuan tersebut, Ali meminta Padlie memberikan pelayanan terbaiknya dan mencatat semua yang dimakan para delegasi.
"Ternyata memang benar, Ali sendiri yang datang untuk melunasi biaya makan dan minum semua delegasi KAA," tutupnya.
RM Madrawi yang berjaya pada tahun 1955 tidak beroperasi lagi sejak tahun 1987. Dulu, rumah makan tersebut terletak di dekat Masjid Agung Bandung. Lokasi tersebut kini terdapat Kantor Satpol PP Kota Bandung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.