Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden-insiden Penyusup di Ruang Roda Pesawat yang Hebohkan Dunia Penerbangan

Kompas.com - 07/04/2015, 21:12 WIB

Menurut pengakuan Tarsono yang ditulis media massa saat itu, dia ingin menumpang pesawat ke Jakarta. Namun apa daya, dia tak punya uang.

Sebelum ke Semarang, ia tinggal bersama ayahnya di Jombang, Jawa Timur, dan pernah menjadi pencari kayu dengan upah Rp 300 per hari. Demi penghasilan lebih, dia lalu berangkat ke Semarang. Berangkat tanpa tujuan, ia pun akhirnya terdampar menjadi gelandangan.

23 September 1997

Dua remaja, Manto Manurung dan Siswandi Nurdin Simatupang, ditemukan menggigil di ruang roda Garuda Airbus A300-B4. Ia menumpang pesawat dari Medan ke Bandara Soekarno-Hatta.

Mereka ditemukan oleh petugas Bandara Soekarno-Hatta. Petugas itu melihat sebagian baju yang menyembul dari ruang roda depan itu. Setelah diperiksa, ternyata ada dua remaja tanggung melipat tubuh di sana.

Manto ditemukan dalam kondisi lemah. Kaki kanan remaja setinggi 1,5 meter itu cedera. Pergelangan tangan kiri terluka. Sementara itu, Siswandi, yang tingginya 1,65 meter, terlihat lebih bugar. Namun, tangan kanannya sedikit lecet.

Manto dan Siswandi memang sudah merencanakan aksi ini. Rencana itu tercetus pada Senin, 22 September 1997. Mereka mematangkan rencana gila ini di kamar kos Siswandi. Setelah rencana dirasa cukup matang, mereka bergegas ke Bandara Polonia.

Pukul 03.00 WIB, mereka menyelinap lewat parit. Lokasinya tak jauh dari landasan pacu. Dari parit itulah mereka mengendap ke pesawat, masuk ke ruang roda.

Semula, mereka berempat. Namun, dua temannya lebih rasional dan memutuskan untuk tinggal.

Menurut keterangan Garuda Indonesia saat itu, keduanya bertahan di "tempat persembunyian" tersebut selama lebih kurang 4,5 jam. Pukul 04.00 lebih 30 menit, teknisi memeriksa dan menyatakan bahwa pesawat dalam kondisi baik. Tiga jam kemudian, pesawat lepas landas.

Siswandi berkisah bahwa dia sempat sesak napas saat pesawat melayang di langit. Mungkin karena kekurangan oksigen, dia lalu tertidur. "Tidurnya ya jongkok," katanya, sebagaimana ditulis media massa pada saat itu. Adapun Manto masih terus membuka mata.

Saat ditemukan, mereka sama sekali tak membawa kartu identitas. Beruntung, Siswandi tak selemah Manto. Ia masih bisa menyebutkan nama sekolah dan alamat orangtuanya di Batangkuis, Deliserdang. Siswandi mengaku nekat terbang dengan cara berbahaya ini karena sering bolos sekolah dan takut dikeluarkan.

Tahun 2001

Mohammed Ayaz (21) tewas ketika menumpang pesawat Boeing 777 dari Muharraq menuju London. Ia diduga nekat menumpang pesawat lantaran sulit mendapatkan kerja di negaranya.

Pada tahun yang sama, seorang pria tak dikenal jatuh dari ketinggian 1.500 kaki. Berdasarkan investigasi, ia menumpang pesawat Boeing 777 American Airlines rute London-New York. Ia terempas ketika pesawat akan mendarat di Bandara John F Kennedy.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com