Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebutan Baju dengan Kakak, Anak 7 Tahun Tewas Setelah Dipukuli Ayahnya

Kompas.com - 22/02/2015, 14:43 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

"Sebelum meninggal, dia minta maaf ke saya dan ke kakaknya. Dia minta es krim juga. Itu yang menyayat hati saya," katanya sembari menangis.

Deni mengaku tak pernah ada perkelahian dengan anaknya. Setelah memukuli anaknya, dia bahkan juga tidur bersama anaknya. "Saya sayang. Dia minta maaf sama saya dan ke kakaknya. Minta dibawa ke neneknya. Minta minum, haus. Saat itu dalam pangkuan saya. Saat itu kedinginan. Saat dipangkuan saya sudah minta maaf," ucapnya.

Deni mengaku menyesal telah bertindak brutal terhadap anaknya. "Kesepian. Karena setiap malam tidur bertiga. Makan mie satu bertiga," tuturnya sambil menangis.

Kasih meninggal di pangkuan Deni saat naik sepeda motor ke rumah Kasiyem, ibu Deni atau nenek dari Kasih. "Sampai ke rumah ibu saya sudah meninggal setelah dilihat sama dokter. Saya menyesal. Saya rela dihukum untuk menebus dosa saya ke anak saya," katanya pasrah.

Beberapa alat bukti, berupa potongan bambu yang dipakai mukul Kasih oleh Deni diamankan di Mapolres Malang. Baju yang jadi rebutan dan baju yang dipakai Kasih juga ikut diamankan oleh Polres Malang.

"Pelaku masih diperiksa secara intensif. Kita akan melakukan tes kejiwaan. Nur Aini, selaku saksi mata akan kita panggil untuk dimintai keterangan," kata Kasatreskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat.

Dari pengakuan pelaku, kurang lebih ada 20 lebih pukulan yang dilayangkan pada korban. Bambu yang dipukulkan hingga patah.

"Pelaku akan dijerat Pasal 80 ayat 3 dan 4 jo Pasal 76 C, UU Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Perlindungan Anak atau Pasal 44 ayat 1, 3 UU no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Ancaman maksimalnya 15 tahun penjara," ujar Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com