Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Kedamaian Pulau Mansinam

Kompas.com - 25/12/2014, 17:18 WIB

KOMPAS.com - "Im Gotes Name Tu Betraten. Dengan Nama Tuhan, Kami Injak Tanah Ini". Kalimat itu diucapkan Carl Wilhelm Ottow dan Johann Golttlob Geissler sesaat setelah dua orang berkebangsaan Jerman itu menginjakkan kaki di Papua, tepatnya di Pulau Mansinam Manokwari, hampir 160 tahun silam.

Mansinam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah perkembangan Kristen Protestan di Papua, karena dari pulau itulah, kegiatan penyebaran Kristen dimulai. Ottow dan Geissler bahu membahu, bekerja keras agar bisa diterima oleh masyarakat di wilayah itu, yang sebelumnya sangat tertutup dengan pendatang.

Kerja keras itu membuahkan hasil, ketika masyarakat mulai mau membuka diri dan kegiatan perkabaran oleh keduanya bisa dijalankan. Pada tahap awal, kegiatan ini ditujukan kepada Suku Numfor yang mendiami Pulau Mansinam. Lambat laun, kegiatan perkabaran menyebar dalam cakupan yang lebih luas.

Keduanya juga menerjemahkan Injil ke Bahasa Melayu dan mengadaptasi doa-doa ke dalam bahasa Papua, sehingga memudahkan masyarakat lokal bisa mudah memahami.

Ottow dan Geissler, bagaimanapun, telah menjadi awal penghubung masyarakat Papua ke dunia luar. Tak hanya terkait dengan teologi kehadiran dua misionaris ke wilayah Papua itu dikenang. Lebih dari itu, masyarakat Papua juga mencatat keduanya sebagai guru yang mengajarkan pengetahuan baru.

Sejumlah literatur menyebutkan bahwa Ottow memiliki kemampuan menenun yang baik. Keterampilannya itu dia ajarkan secara luas, sehingga masyarakat Papua mengenal pakaian, dan secara bertahap mereka meninggalkan cawat maupun koteka.

KOMPAS.com/ Bambang PJ Patung Geissler di Mansinam

Sementara itu Geissler yang memiliki keterampilan sebagai tukang kayu dan mengajarkan masyarakat cara membuat rumah dengan baik. Keterampilan itulah yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Papua, baik itu ke Biak, Nabire, Wasior, dan daerah Papua lainnya.

Situs Religi

Menjelajahi Pulau Mansinam, kini, seolah kembali membuka lembaran sejarah pergulatan Ottow dan Geissler selama di pulau ini. Setelah sekitar 15 menit berperahu dari Pantai Kwawi, Manokwari Papua Barat, sebuah salib besar menyambut di bibir pantai Mansinam. Salib itu merupakan lokasi Ottow dan Geissler untuk pertama kalinya mendarat di pulau ini.

Selain salib, patung keduanya juga dibangun di sana beserta patung-patung malaikat. Di belakang salib, terdapat relief yang menggambarkan perjuangan Ottow dan Geissler dalam melakukan misinya di Papua.

Melanjutkan perjalanan, beberapa meter dari lokasi pendaratan, terdapat sebuah gereja yang diberi nama Gereja Pengharapan. Gereja itu adalah yang pertama berdiri di Papua dan dibangun pada 1864. Saat ini gereja tersebut telah direnovasi dan bangunan baru berlokasi di samping gereja yang asli. Terdapat pula sumur yang dibuat oleh Ottow dan Geissler, dan hingga kini masyarakat Mansinam tetap memanfaatkan airnya. Uniknya, meski berdekatan dengan laut, air sumur tak terasa asin.

Kembali berjalan menapaki jalan di perbukitan, sebuah bangunan baru yang megah dengan halaman depan yang cukup luas terlihat. Ya, bangunan itu merupakan Situs Mansinam yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada beberapa waktu lalu.

situs mansinam Situs Mansinam, Manokwari Papua Barat

Berjalan semakin ke atas, pengunjung akan sampai di patung Yesus. Patung setinggi 30 meter itu berada di puncak bukit, dan dari tempat inilah, Kota Manokwari terlihat jelas. Laut biru dan semilirnya angin laut akan membuat siapapun yang telah mencapai di tempat ini tak mau segera beranjak.

Papua mungkin kini tengah berburu dengan. Pembangunan yang bergeliat telah membuat pulau di ujung timur Indonesia ini semakin ranum. Namun tak begitu dengan Mansinam. Seperti senja itu ketika saya mulai beringsut dari pulau ini, Mansinam tetap dalam kesederhanaannya, dalam kedamaiannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com