CILACAP, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), menelusuri alamat Sumarti Ningsih, tenaga kerja wanita (TKW) asal kabupaten itu, yang dikabarkan menjadi korban multilasi di Hongkong.
"Kami sudah mencoba menghubungi kantor cabang perusahaan yang memberangkatkannya, tapi belum ada konfirmasi," kata Kepala Bidang Pembinaan Penempatan Latihan dan Produktivitas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans Cilacap, Sutiknyo di Cilacap, Senin (3/11/2014).
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya telah menghubungi PT Arafah Bintang Perkasa Cabang Cilacap yang diperkirakan sebagai perusahaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) yang memberangkatkan Sumarti Ningsih ke Hongkong. Akan tetapi, lanjut dia, PPTKIS tersebut justru belum mengetahui kabar itu.
Sejumlah media "online" memberitakan bahwa dua perempuan menjadi korban pembunuhan sadis di Hongkong, salah satunya diketahui bernama Sumarti Ningsih (25) berasal dari Indonesia, sedangkan korban lainnya disebut-sebut bernama Jesse Lorena yang berasal dari Filipina.
Jenazah Sumarti Ningsih yang sudah terpotong itu ditemukan dalam koper di balkon lantai 31 apartemen milik seorang bankir asal Inggris, Rurik George Caton Jutting (29), di Distrik Wan Chai, Hongkong, Sabtu (1/11/2014).
Saat ini, Rurik George Caton Jutting yang diduga sebagai pelaku pembunuhan sadis itu telah ditangkap oleh kepolisian Hongkong.
Informasi yang dihimpun dari sejumlah akun "Facebook" milik TKW Indonesia di Hongkong, Sumarti Ningsih disebut-sebut berasal dari Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, sedangkan Jesse Lorena bukan berasal dari Filipina melainkan asli Sulawesi dan memiliki nama Seneng Mujiasih.
Sumarti Ningsih juga disebut-sebut memiliki dua akun "Facebook" dengan nama yang sama, yakni Ningsih Aliz Arnovan.