Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jalan Ini Dinamai "Korban 40.000 Jiwa"?

Kompas.com - 10/02/2014, 19:41 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com
 — Salah satu jalan di Kota Makassar bernama Jalan Korban 40.000 Jiwa. Bagi warga Kota Makassar, Jalan Korban 40.000 Jiwa tidak asing lagi. Namun, bagi warga luar, masih banyak yang belum mengetahuinya dan kaget mendengar nama jalan tersebut.

Tentunya, nama Jalan Korban 40.000 Jiwa tidak akan dicantumkan jika tidak memiliki makna dan sejarah kelam yang tidak bisa dilupakan. Konon, daerah tersebut menjadi tempat penguburan massal warga Makassar korban pembantaian penjajah Belanda yang dipimpin Kapten Raymond Westerling pada tahun 1946-1947. Pasukan pemberontakan dan warga Sulawesi Selatan sebanyak 40.000 orang dibantai dan dikubur dalam satu lubang.

"Dulu itu di sana tempat penguburan massal warga yang didapat berkeliaran di Kota Makassar oleh Westerling. Mamaku ceritakan ke saya, dia saat itu masih muda dan beruntung berhasil lolos. Orang tak bersalah dibantai, kemudian jenazahnya diangkut di mobil truk. Di atas truk, jenazah bertumpuk-tumpuk seperti barang. Jenazah yang berjumlah 40.000 jiwa lalu dibawa ke sana dan dikubur dalam satu lubang," kata Rukiah (45), salah seorang warga sekitar monumen 40.000 Jiwa kepada Kompas.com, Senin (10/2/2014).

Rukiah menambahkan, daerah itu dulu dikenal sebagai perkampungan. Belakangan, perkampungan itu terbagi-bagi menjadi beberapa ruas jalan. "Makanya ada nama jalannya, ada juga monumennya di sekitar situ. Tapi monumennya terletak di antara Jalan Langgau dan Jalan Datuk Ribandang. Sekitar 200 meter dari lokasi monumen ke utara, kita menemukan Jalan Korban 40.000 Jiwa," urainya.

Letak Jalan Korban 40.000 Jiwa berada di sekitar empat kilometer sebelah utara dari pusat Kota Makassar (Lapangan Karebosi). Monumen ini berdiri di wilayah yang asri dan rapi. Tidak banyak kendaraan berlalu lalang di sekitar kawasan itu. Monumen tersebut menempati lahan di sudut jalan dengan luas sekitar 250 meter persegi.

Di sana berdiri juga beberapa bangunan, yaitu pendapa dan monumen disertai relief peristiwa pembantaian 40.000 jiwa di dinding monumen. Di salah satu sisi bangunan, berdiri sebuah patung dengan tinggi sekitar empat meter. Patung itu adalah perwujudan seorang korban selamat dengan kaki buntung, dan salah satu lengannya menggunakan penyangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com