“Untuk sementara lah, daripada kita pergi nyewa. Sewa rumah mahalnya sekarang ini. Jadi beginilah bikin pondok sementara. Kalau memang pemerintah mau bangunkan, kami siap dibongkar," jelas Dahlia, Minggu (9/2/2014).
Untuk membangun pondok yang berukuran 3 X 6 meter, Dahlia mengaku telah mengeluarkan uang hingga Rp 5 juta hasil bantuan dari salah satu partai di Nunukan dan dari tetangganya. Dahlia mengaku belum mendapat bantuan uang dari pemerintah daerah.
“Kami punya dana sendiri dari saudara, bantuan kami kumpulkan. Dari partai ada satu juta. Untuk beli tiang satu batang 50 ribu. Ndak lari (habis) 5 juta untuk bikin pondok ini, itu belum tukang," kata Dahlia.
Bantuan Rp 15 juta untuk setiap kepala keluarga korban banjir yang secara simbolis diserahkan saat kunjungan Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie, ternyata belum disalurkan kepada para pengungsi. Dalam kunjungannya di posko tanggap darurat korban kebakaran 3 Februari lalu, Gubernur Kaltara langsung menyerahkan uang tunai sebesar Rp 211 juta untuk para korban bencana alam di Nunukan.
Sementara itu, rencana pemerintah daerah yang akan memindahkan pengungsi korban kebakaran ke rusunawa pasca-masa tanggap darurat ditolak oleh warga. Dahlia lebih memilih tinggal di pondok yang dibangun di atas eks lokasi kebakaran karena akses untuk bekerja dan sekolah anaknya lebih mudah dibandingkan kalau tinggal di rusunawa. “Kan anak semua sekolah di sini, kerja di sini," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.