Pasalnya, biaya ganti kerugian atas tanah yang di atasnya berdiri bangunan sekolah tersebut belum dibayar oleh pemerintah Kota Palu.
Menurut salah seorang guru, Hadjar, para siswa belajar di luar ruangan kelas sejak Senin lalu. "Mau bagaimana lagi kasian. Tugas kita mengajar. Kalau tidak mengajar bagaimana anak-anak, sudah datang ke sekolah tapi tidak belajar. Jadi biar saja belajar di luar daripada tidak belajar sama sekali," kata Hadjar.
Hadjar menjelaskan, sekolah ini sebenarnya sudah disegel pemilik tanah sejak Juli 2013 lalu. Pintu ruangan guru, pintu ruangan kelas satu dan dua dipasang palang dari kayu. Namun, setelah disegel selama tiga minggu tersebut, pemilik tanah kemudian memberi kebijaksanaan dengan membuka pintu ruangan yang disegel tersebut, tanpa membuka palang kayunya.
"Jadi kasian kita terpaksa masuk ruangan tersebut dengan cara menunduk supaya tidak terbentur di kayu kepalanya kita," ujar Muniati, guru di sekolah tersebut.
Menurut Muniati, sudah agak sulit kalau siswa harus belajar lagi di dalam ruangan untuk saat ini. Sebab, pemilik tanah sudah memaku pintu ruangan tersebut. Tidak jelas sampai kapan para siswa di sekolah tersebut akan belajar di lantai, dengan hanya beralaskan koran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.